Meskipun istilah aboral lebih sering digunakan dalam biologi untuk merujuk pada bagian tubuh hewan yang jauh dari mulut, dalam konteks psikologi, istilah ini jarang ditemukan. Namun, secara metaforis, aboral dapat diadaptasi untuk menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan “jauh dari pusat perhatian” atau “bagian yang tidak terfokus” dalam proses mental atau perilaku.
Dalam psikologi, pendekatan adaptif terhadap istilah ini dapat diterapkan dalam studi biopsikologi atau neuropsikologi, terutama yang melibatkan hubungan antara bagian tubuh tertentu dan respons terhadap stimulus.
Contoh Penerapan Aboral dalam Psikologi
1. Persepsi Sensorik:
Dalam biopsikologi, respons terhadap rangsangan eksternal tidak hanya tergantung pada area “pusat” perhatian tetapi juga bagian tubuh yang dianggap aboral atau lebih jauh dari fokus utama. Misalnya, respons sentuhan pada tangan mungkin diproses lebih cepat dibandingkan respons pada area tubuh yang lebih jauh dari organ sensorik utama seperti kepala.
2. Proses Perhatian (Attention):
Dalam kajian psikologi kognitif, aboral dapat digunakan untuk menggambarkan informasi atau stimulus yang berada di luar fokus perhatian utama. Hal ini relevan dalam konsep peripheral awareness, di mana individu mungkin tetap menyadari informasi dari pinggiran perhatian mereka tanpa memberikan fokus penuh.
3. Studi Perilaku Hewan:
Dalam psikologi hewan, istilah ini dapat membantu menggambarkan pola respons hewan terhadap lingkungan berdasarkan orientasi tubuh mereka, terutama untuk memahami bagaimana sistem saraf mengarahkan perilaku yang adaptif.
4. Metafora dalam Psikologi Sosial:
Secara metaforis, istilah aboral bisa diterapkan dalam psikologi sosial untuk menjelaskan individu atau kelompok yang terpinggirkan dari “pusat” norma sosial. Dalam hal ini, individu yang dianggap aboral mungkin menunjukkan perilaku yang menyimpang dari ekspektasi sosial namun tetap relevan dalam konteks adaptasi sosial.
Masalah yang Sering Terjadi Berkaitan dengan Konsep Aboral
1. Kesalahan Interpretasi:
Karena istilah ini jarang digunakan dalam psikologi, sering kali terjadi kesalahpahaman tentang maknanya. Beberapa orang mungkin salah menghubungkannya dengan konsep perilaku abnormal.
2. Keterbatasan Aplikasi:
Penggunaan istilah ini dalam psikologi sangat terbatas dan lebih sering diadaptasi dalam kajian metaforis, sehingga sulit menemukan aplikasi praktis yang spesifik.
3. Kurangnya Penelitian Psikologis:
Penelitian terkait istilah ini dalam psikologi masih sangat minim, sehingga menyulitkan pengembangan teori atau konsep yang lebih mendalam.
4. Stigma dalam Konteks Sosial:
Jika diterapkan secara metaforis, istilah aboral bisa dianggap negatif, misalnya untuk menyebut perilaku atau individu yang “di luar fokus” atau “tidak sesuai norma,” yang dapat menimbulkan stigma tambahan.
Kesimpulan
Meskipun istilah aboral lebih umum dalam biologi, dalam psikologi, konsep ini dapat diadaptasi untuk menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan perhatian, respons terhadap rangsangan, atau metafora sosial. Namun, karena penggunaannya dalam psikologi jarang, penting untuk memahami konteksnya dengan benar agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.