Altruism dalam Psikologi: Pengertian dan Dampaknya

Altruism adalah perilaku yang ditunjukkan dengan memberikan manfaat atau bantuan kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan atau keuntungan pribadi. Dalam konteks psikologi, altruism sering dipelajari sebagai suatu tindakan yang muncul karena dorongan untuk membantu sesama demi kesejahteraan mereka, tanpa adanya motivasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Secara sederhana, altruism dapat diartikan sebagai sikap berbagi, memberi, atau menolong orang lain dengan tulus, meskipun tidak ada keuntungan yang langsung atau eksplisit bagi pelakunya. Ini merupakan salah satu aspek dari moralitas yang sangat dihargai dalam banyak budaya di seluruh dunia.

Ciri-ciri Altruism

Beberapa ciri khas dari perilaku altruistik meliputi:

1. Motivasi yang Tidak Egois
Perilaku altruistik tidak didorong oleh motivasi pribadi atau keinginan untuk mendapat imbalan. Sebaliknya, seseorang bertindak demi kebaikan orang lain.

2. Bertindak untuk Kesejahteraan Orang Lain
Orang yang bersikap altruistik cenderung membantu orang lain meskipun itu tidak membawa keuntungan langsung bagi dirinya sendiri.

3. Empati dan Kepedulian
Individu yang menunjukkan altruism biasanya memiliki tingkat empati yang tinggi dan mampu merasakan atau memahami penderitaan orang lain.

4. Tindakan Tanpa Mengharapkan Pembalasan
Salah satu elemen utama altruism adalah tindakan memberi yang tidak diikuti oleh harapan untuk menerima kembali atau dibalas.

Altruism dalam Perspektif Psikologi

Dalam psikologi, konsep altruism sering dikaitkan dengan motivasi sosial dan teori-teori psikologi yang menjelaskan mengapa individu tergerak untuk melakukan kebaikan bagi orang lain. Ada beberapa pendekatan untuk menjelaskan fenomena altruism:

1. Teori Empati-Altruism
Teori ini dikemukakan oleh psikolog sosial, C. Daniel Batson, yang mengemukakan bahwa perilaku altruistik terjadi ketika seseorang merasakan empati terhadap orang lain yang membutuhkan bantuan. Dalam pandangan ini, dorongan untuk membantu muncul karena kita merasakan perasaan atau penderitaan orang lain sebagai bagian dari diri kita.

2. Teori Evolusi dan Altruism
Dari perspektif teori evolusi, altruism bisa dijelaskan sebagai hasil dari seleksi alam. Konsep ini dikenal dengan nama “kin selection”, yang menyatakan bahwa individu cenderung membantu kerabat dekat mereka untuk memastikan kelangsungan gen mereka. Ini dapat dilihat pada perilaku altruistik yang terjadi dalam kelompok keluarga atau klan.

3. Teori Pertukaran Sosial
Menurut teori ini, semua tindakan manusia dipandang sebagai hasil dari pertukaran sosial. Meskipun altruism pada permukaannya tampak tidak menguntungkan, menurut pandangan ini, individu mungkin bertindak altruistik karena mereka mengharapkan manfaat sosial jangka panjang, seperti rasa puas atau penghargaan dari orang lain.

4. Altruism dan Kesehatan Mental
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terlibat dalam tindakan altruistik dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis seseorang. Misalnya, membantu orang lain dapat memicu rasa bahagia, meningkatkan harga diri, dan memperkuat hubungan sosial.

Manfaat Altruism

Altruism memiliki berbagai manfaat, baik bagi individu yang memberikan bantuan maupun penerima bantuan:

1. Peningkatan Kesejahteraan Emosional
Memberikan bantuan kepada orang lain sering kali meningkatkan perasaan positif pada diri pemberi, termasuk kebahagiaan dan rasa puas.

2. Pembangunan Hubungan Sosial yang Kuat
Perilaku altruistik dapat memperkuat ikatan sosial antar individu, karena tindakan memberi dan berbagi menumbuhkan rasa kepercayaan dan kasih sayang dalam hubungan.

3. Pengurangan Stres
Memberikan dukungan kepada orang lain dapat mengurangi tingkat stres, meningkatkan perasaan kontrol dan kepuasan dalam hidup, serta mengurangi perasaan cemas.

Masalah yang Sering Terkait dengan Altruism dalam Psikologi

Meskipun altruism memiliki banyak manfaat, ada beberapa masalah dan tantangan yang sering terkait dengan konsep ini:

1. Altruism yang Berlebihan (Over-Altruism)
Beberapa individu mungkin cenderung terlalu mengutamakan kebutuhan orang lain hingga mengabaikan kesejahteraan diri mereka sendiri. Hal ini bisa berisiko menyebabkan kelelahan, kecemasan, dan bahkan depresi karena mereka tidak menjaga keseimbangan dalam hubungan sosial atau kehidupan pribadi.

2. Altruism yang Dilakukan dengan Tujuan Tersembunyi
Meskipun altruism seharusnya dilakukan tanpa mengharapkan imbalan, tidak jarang kita menemui situasi di mana tindakan altruistik sebenarnya didorong oleh motivasi tersembunyi, seperti mendapatkan keuntungan sosial atau material. Hal ini bisa mengurangi nilai sejati dari tindakan tersebut.

3. Pengabaian Diri Sendiri
Dalam beberapa kasus, individu yang menunjukkan altruism yang berlebihan bisa mengabaikan kebutuhan pribadi mereka, seperti kesehatan fisik dan emosional, sehingga mereka menjadi lebih rentan terhadap masalah psikologis.

4. Eksploitasi Altruism
Terkadang, perilaku altruistik dapat dieksploitasi oleh orang lain. Individu yang menunjukkan kebaikan dan kemurahan hati bisa menjadi sasaran pemanfaatan oleh orang yang ingin memanfaatkan mereka tanpa memberikan imbalan yang setimpal.

5. Keterbatasan Altruism
Tidak semua orang mampu menunjukkan altruism dengan cara yang konsisten atau tulus. Faktor seperti lingkungan sosial, pengalaman masa lalu, atau bahkan keadaan psikologis dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk berperilaku altruistik.

Kesimpulan

Altruism adalah salah satu nilai penting dalam kehidupan sosial yang dapat memperkuat hubungan antar individu dan memberikan manfaat emosional bagi pelakunya. Namun, perlu diingat bahwa altruism tidak selalu mudah dan dapat menimbulkan tantangan atau masalah psikologis jika tidak diterapkan dengan hati-hati. Mengembangkan keseimbangan antara memberi kepada orang lain dan merawat diri sendiri adalah kunci untuk memperoleh manfaat maksimal dari perilaku altruistik. Untuk itu, pemahaman tentang altruism dalam psikologi dapat membantu individu untuk lebih bijak dalam bertindak dan menjaga kesejahteraan mental mereka.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *