Anaesthesia Perspektif Psikologi dan Relevansinya dalam Kesehatan Mental

Pengertian Anaesthesia

Anaesthesia adalah istilah medis yang merujuk pada kondisi hilangnya sensasi, baik secara parsial maupun total, yang diinduksi secara sengaja melalui penggunaan obat-obatan atau terjadi secara alami akibat trauma atau gangguan saraf. Anaesthesia biasanya digunakan untuk menghilangkan rasa sakit selama prosedur medis atau operasi.

Dalam konteks psikologi, anaesthesia juga dapat memiliki makna metaforis, merujuk pada “anestesi emosional” di mana individu kehilangan kemampuan untuk merasakan emosi tertentu, baik karena trauma psikologis, mekanisme pertahanan, atau gangguan mental tertentu. Kondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan seperti depresi, stres pascatrauma (PTSD), atau disosiasi.

Jenis Anaesthesia

1. Anaesthesia Fisik
Dalam dunia medis, anaesthesia mencakup beberapa jenis:

  • General Anaesthesia: Kehilangan kesadaran total, digunakan selama operasi besar.
  • Local Anaesthesia: Kehilangan sensasi pada area tertentu, sering digunakan untuk prosedur kecil seperti penjahitan luka.
  • Regional Anaesthesia: Membuat sebagian tubuh mati rasa, seperti epidural yang digunakan saat persalinan.

2. Anaesthesia Emosional (Emotional Numbing)
Dalam psikologi, ini adalah kondisi di mana individu kehilangan kemampuan untuk merasakan emosi, baik positif maupun negatif. Biasanya terjadi sebagai respons terhadap trauma atau tekanan emosional yang ekstrem.

Konsep Anaesthesia dalam Psikologi

1. Hubungan dengan Trauma
Emotional numbing adalah salah satu gejala utama PTSD. Setelah mengalami kejadian traumatis, individu dapat merasa terputus dari emosi mereka sebagai mekanisme pertahanan untuk mengurangi rasa sakit emosional.

2. Gangguan Depresi Mayor
Orang dengan depresi berat sering menggambarkan perasaan “kosong” atau “mati rasa,” di mana mereka kehilangan kemampuan untuk merasakan kebahagiaan atau keterlibatan emosional dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mekanisme Disosiasi
Dalam gangguan disosiatif, seperti gangguan identitas disosiatif, anaesthesia emosional sering muncul sebagai cara untuk menghadapi trauma masa lalu. Individu mungkin merasa terpisah dari pengalaman atau emosi mereka.

Penyebab Anaesthesia Emosional

1. Pengalaman Traumatis
Trauma masa kecil atau kejadian yang sangat mengganggu di masa dewasa dapat menyebabkan terjadinya numbing emosional.

2. Stres Kronis
Paparan stres jangka panjang dapat memengaruhi otak, khususnya area seperti amigdala dan korteks prefrontal, yang mengatur emosi.

3. Pengaruh Obat-Obatan
Obat tertentu, seperti antidepresan, dapat menyebabkan penurunan intensitas emosional sebagai efek samping.

4. Gangguan Psikologis
Kondisi seperti depresi, PTSD, atau gangguan kepribadian dapat menyebabkan perasaan mati rasa emosional.

Masalah yang Sering Terjadi Berkaitan dengan Anaesthesia

1. Kesulitan Berhubungan dengan Orang Lain
Emotional numbing dapat memengaruhi kemampuan individu untuk menjalin hubungan yang erat. Mereka mungkin terlihat tidak peduli atau terputus secara emosional, yang dapat merusak hubungan interpersonal.

2. Ketidakmampuan Mengelola Stres
Hilangnya respons emosional dapat membuat individu kurang mampu mengenali atau menghadapi stres dengan cara yang adaptif, yang justru dapat memperburuk gangguan psikologis mereka.

3. Risiko Penyalahgunaan Zat
Beberapa individu mungkin beralih ke alkohol atau obat-obatan untuk “merasakan sesuatu,” yang meningkatkan risiko ketergantungan zat.

4. Keterbatasan dalam Terapi Psikologis
Dalam proses terapi, emotional numbing dapat menghambat kemajuan, karena individu merasa sulit untuk mengidentifikasi atau mengekspresikan emosi mereka.

5. Depersonalisasi dan Derealisasi
Emotional numbing sering disertai dengan perasaan depersonalisasi (merasakan diri sendiri seperti orang asing) atau derealisasi (merasakan dunia seperti tidak nyata), yang memperburuk isolasi emosional.

Kesimpulan

Anaesthesia, baik dalam arti fisik maupun emosional, memiliki implikasi yang signifikan pada kesehatan mental. Sementara anaesthesia medis memberikan manfaat besar dalam pengobatan fisik, anaesthesia emosional adalah tanda gangguan psikologis yang memerlukan perhatian khusus. Melalui terapi psikologis, seperti terapi perilaku kognitif, terapi EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing), atau terapi trauma lainnya, individu dapat mengatasi penyebab numbing emosional dan membangun kembali hubungan yang sehat dengan emosi mereka.

Memahami kondisi ini membantu menciptakan pendekatan yang lebih empatik terhadap individu yang mengalaminya, baik dalam lingkungan medis maupun psikologis.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *