Apraxia dalam Psikologi dan Neurologi

Apraxia adalah gangguan neurologis yang menyebabkan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan gerakan yang terkoordinasi secara sadar, meskipun tidak ada kelumpuhan atau kelemahan otot. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kerusakan pada otak, terutama di area yang bertanggung jawab untuk perencanaan dan eksekusi gerakan, seperti korteks motorik atau lobus parietal.

Jenis-Jenis Apraxia

1. Apraxia Ideomotor

  • Kesulitan melakukan gerakan berdasarkan perintah atau meniru gerakan, meskipun bisa melakukannya secara spontan.
  • Contoh: Tidak bisa memberi salam dengan lambaian tangan saat diminta, tetapi bisa melakukannya secara spontan dalam situasi sosial.

2. Apraxia Ideasional

  • Ketidakmampuan merencanakan urutan gerakan yang kompleks meskipun otot masih berfungsi dengan baik.
  • Contoh: Kesulitan menggunakan benda sehari-hari seperti menyikat gigi atau memakai pakaian dengan urutan yang benar.

3. Apraxia Verbal (Apraxia Bicara)

  • Kesulitan mengontrol otot yang digunakan untuk berbicara, sehingga menghasilkan ucapan yang tidak jelas atau terputus-putus.
  • Contoh: Seseorang tahu kata yang ingin diucapkan tetapi kesulitan mengartikulasikannya dengan benar.

4. Apraxia Konstruksional

  • Kesulitan menggambar atau menyusun objek dalam pola yang benar.
  • Contoh: Tidak bisa meniru bentuk sederhana seperti segitiga atau menyusun balok dalam urutan tertentu.

5. Apraxia Okulomotor

  • Gangguan dalam mengontrol gerakan mata, sehingga sulit mengarahkan pandangan ke objek tertentu.
  • Contoh: Kesulitan mengikuti objek bergerak dengan mata atau mengalihkan pandangan dengan cepat.

Penyebab Apraxia

Apraxia umumnya disebabkan oleh kerusakan otak akibat:

  • Stroke → Gangguan aliran darah ke otak yang merusak area motorik.
  • Cedera Otak Traumatis → Benturan keras pada kepala dapat merusak jalur saraf yang mengontrol gerakan.
  • Penyakit Neurodegeneratif → Seperti Alzheimer, Parkinson, atau demensia yang memengaruhi koordinasi gerakan.
  • Tumor Otak → Menekan area yang bertanggung jawab atas fungsi motorik.
  • Infeksi atau Peradangan Otak → Seperti ensefalitis atau multiple sclerosis.

Dampak Psikologis Apraxia

1. Frustrasi dan Stres

  • Penderita sering merasa frustrasi karena mengetahui apa yang ingin mereka lakukan tetapi tidak dapat mengeksekusinya dengan benar.

2. Penurunan Kepercayaan Diri

  • Kesulitan melakukan tugas sehari-hari dapat menyebabkan penurunan harga diri dan rasa ketidakberdayaan.

3. Gangguan Komunikasi dan Sosial

  • Apraxia bicara dapat membuat seseorang sulit berinteraksi secara efektif, menyebabkan isolasi sosial.

4. Kecemasan dan Depresi

  • Ketidakmampuan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari secara normal dapat meningkatkan risiko gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi.

Cara Mengatasi Apraxia

  • Terapi Okupasi → Membantu pasien melatih kembali keterampilan motorik mereka dalam aktivitas sehari-hari.
  • Terapi Bicara → Untuk pasien dengan apraxia verbal guna meningkatkan kemampuan berbicara dan komunikasi.
  • Fisioterapi → Membantu meningkatkan koordinasi gerakan tubuh.
  • Latihan Kognitif → Melatih otak dalam merencanakan dan mengingat urutan gerakan.
  • Dukungan Psikologis → Konseling dan terapi untuk mengelola stres dan frustrasi akibat kondisi ini.

Kesimpulan

Apraxia adalah gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan yang disengaja, meskipun tidak ada kelumpuhan otot. Kondisi ini bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari dan berdampak pada kesehatan mental. Namun, dengan terapi yang tepat, individu dengan apraxia dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan menemukan strategi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *