Pengertian Artifact
Dalam psikologi dan neurologi, artifact mengacu pada gangguan atau distorsi yang muncul dalam data penelitian, pengukuran, atau pencatatan aktivitas otak akibat faktor eksternal yang tidak diinginkan. Istilah ini sering digunakan dalam konteks eksperimen psikologi, neuroimaging, dan elektroensefalografi (EEG).
Artifact juga bisa merujuk pada distorsi dalam persepsi atau ingatan seseorang, di mana individu menginterpretasikan informasi dengan bias atau mengalami ingatan yang terdistorsi.
Jenis Artifact dalam Psikologi dan Neurologi
1. Artifact dalam Neuroimaging dan EEG
Saat merekam aktivitas otak menggunakan EEG atau fMRI, artifact dapat muncul akibat
- Gerakan otot (misalnya, gerakan mata atau kedipan)
- Gangguan listrik eksternal (misalnya, sinyal dari alat elektronik lain)
- Perubahan fisiologis (misalnya, detak jantung atau pernapasan)
Artifact ini bisa menyebabkan kesalahan dalam interpretasi aktivitas otak.
2. Artifact dalam Eksperimen Psikologi
- Dalam penelitian psikologi, artifact dapat terjadi akibat pengaruh ekspektasi peneliti atau lingkungan yang tidak terkontrol.
- Misalnya, efek placebo atau bias eksperimenter dapat menciptakan artifact dalam hasil penelitian.
3. Artifact dalam Persepsi dan Ingatan
Dalam psikologi kognitif, artifact juga bisa merujuk pada distorsi dalam ingatan atau persepsi, seperti:
- False memory (ingatan palsu) – seseorang yakin mengalami sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
- Bias kognitif – seperti efek halo, di mana kesan pertama memengaruhi penilaian terhadap orang lain.
Masalah yang Sering Berkaitan dengan Artifact dalam Psikologi
1. Kesalahan dalam Penelitian dan Diagnostik
- Artifact dalam EEG atau fMRI dapat menyebabkan misinterpretasi aktivitas otak, yang berpotensi mengarah pada diagnosis yang salah.
- Dalam eksperimen psikologi, artifact dapat menghasilkan data yang bias atau tidak valid.
2. Ingatan yang Terganggu atau Terkonstruksi
- Artifact dalam ingatan dapat menyebabkan ingatan palsu atau distorsi kognitif, yang berpengaruh dalam kasus hukum atau terapi psikologis.
3. Gangguan dalam Pengukuran Kesehatan Mental
- Tes psikologis yang dipengaruhi oleh artifact dapat memberikan hasil yang tidak akurat, misalnya dalam tes kecerdasan atau evaluasi psikologis.
Kesimpulan
Artifact dalam psikologi dan neurologi dapat mempengaruhi hasil eksperimen, diagnostik medis, serta persepsi dan ingatan individu. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan mengendalikan artifact agar data yang diperoleh lebih akurat dan dapat diandalkan.