Ergasia dalam Psikologi

Dalam psikologi, ergasia merujuk pada fungsi atau aktivitas mental dan fisik seseorang yang mencerminkan keseimbangan antara proses kognitif, emosional, dan motorik. Konsep ini sering digunakan dalam psikologi klinis dan neuropsikologi untuk menggambarkan bagaimana otak dan tubuh bekerja secara harmonis dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep Ergasia dalam Psikologi

1. Ergasia sebagai Fungsi Psikofisiologis

  • Mengacu pada keterkaitan antara pikiran (mental processes) dan tindakan (motor functions) dalam merespons lingkungan.
  • Contoh: Seorang atlet yang menggunakan strategi berpikir (kognisi) untuk mengoptimalkan gerakan fisiknya dalam pertandingan.

2. Ergasia dalam Kesehatan Mental

Dalam konteks klinis, gangguan ergasia dapat terjadi jika ada ketidakseimbangan antara emosi, kognisi, dan tindakan.

Contoh:

  • Gangguan kecemasan → Pikiran yang terlalu aktif tanpa tindakan yang efektif.
  • Depresi → Kurangnya motivasi untuk bertindak meskipun seseorang memiliki kapasitas mental untuk melakukannya.

3. Ergasia dalam Neuropsikologi

Digunakan untuk memahami gangguan neurologis yang memengaruhi koordinasi antara pemikiran dan tindakan.

Contoh:

  • Parkinson → Gangguan gerakan akibat ketidakseimbangan fungsi otak dan sistem motorik.
  • ADHD → Kesulitan mengontrol impuls dan tindakan yang berlebihan tanpa perencanaan yang matang.

Masalah yang Sering Terjadi dalam Ergasia

1. Keseimbangan Antara Pikiran dan Tindakan yang Tidak Optimal

  • Beberapa orang mungkin memiliki banyak ide tetapi kesulitan dalam mengeksekusi (misalnya, overthinking).
  • Sebaliknya, ada juga yang bertindak impulsif tanpa pemikiran yang matang.

2. Gangguan dalam Regulasi Emosi dan Perilaku

  • Stres yang tinggi dapat menyebabkan seseorang sulit mengontrol tindakan atau membuat keputusan rasional.
  • Kurangnya kontrol diri bisa berdampak pada hubungan sosial dan produktivitas.

3. Gangguan Neurologis dan Mental

  • Penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer atau stroke dapat menyebabkan gangguan ergasia, di mana seseorang tidak dapat menghubungkan pemikiran dengan tindakan mereka secara efektif.

Kesimpulan

Ergasia dalam psikologi menggambarkan bagaimana pikiran, emosi, dan tindakan bekerja bersama untuk menciptakan perilaku yang seimbang. Ketidakseimbangan dalam ergasia dapat menyebabkan berbagai masalah mental dan neurologis, seperti kecemasan, impulsivitas, atau gangguan motorik. Oleh karena itu, memahami dan mengelola ergasia sangat penting untuk menjaga kesejahteraan mental dan fisik seseorang.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *