Pengertian Folkways
Dalam psikologi sosial dan sosiologi, folkways merujuk pada norma-norma sosial yang berkembang secara alami dalam suatu masyarakat dan menentukan perilaku sehari-hari tanpa adanya konsekuensi hukum yang ketat. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh William Graham Sumner dalam bukunya Folkways: A Study of the Sociological Importance of Usages, Manners, Customs, Mores, and Morals (1906).
Folkways mencakup kebiasaan, adat istiadat, dan aturan tidak tertulis yang diikuti oleh anggota suatu kelompok sosial dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun tidak memiliki sanksi berat seperti hukum, pelanggaran terhadap folkways dapat menimbulkan reaksi sosial seperti tatapan tidak nyaman, komentar, atau bahkan pengucilan ringan dari kelompok.
Contoh Folkways dalam Kehidupan Sehari-hari
Folkways bervariasi tergantung pada budaya dan masyarakat tertentu. Beberapa contoh folkways yang sering ditemui adalah:
- Mengucapkan salam saat bertemu dengan orang lain.
- Menggunakan tangan kanan saat memberikan sesuatu di beberapa budaya.
- Mengantre dengan tertib di tempat umum.
- Tidak berbicara dengan suara keras di tempat ibadah atau perpustakaan.
- Memakai pakaian yang sesuai dengan situasi, misalnya pakaian formal untuk acara resmi.
Peran Folkways dalam Psikologi Sosial
Folkways memiliki peran penting dalam membentuk perilaku sosial dan interaksi manusia. Dalam psikologi sosial, konsep ini berkaitan dengan:
1. Konformitas Sosial
- Folkways mendorong individu untuk menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat. Orang yang tidak mengikuti folkways mungkin merasa tidak nyaman atau dianggap berbeda oleh orang lain.
2. Pembentukan Identitas Sosial
- Norma-norma ini membantu individu memahami bagaimana mereka harus berperilaku dalam kelompok sosial tertentu, sehingga membentuk identitas dan peran mereka dalam masyarakat.
3. Perubahan Sosial
- Seiring waktu, folkways dapat berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat. Misalnya, dulu mengenakan pakaian formal setiap saat dianggap penting, tetapi sekarang berpakaian kasual lebih diterima dalam banyak situasi.
4. Pengaruh pada Kesehatan Mental
- Individu yang merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan norma sosial tertentu mungkin mengalami kecemasan sosial atau tekanan psikologis. Sebaliknya, mengikuti folkways dapat memberikan rasa nyaman dan keterhubungan dengan lingkungan sekitar.
Masalah yang Sering Terjadi Berkaitan dengan Folkways dalam Psikologi
1. Tekanan Sosial Berlebihan
- Orang yang merasa harus selalu mengikuti norma sosial tertentu mungkin mengalami stres sosial atau kecemasan karena takut melanggar ekspektasi masyarakat.
2. Diskriminasi dan Stigma
- Beberapa folkways bisa menjadi dasar diskriminasi, misalnya norma yang menganggap bahwa hanya pria yang boleh bekerja di bidang tertentu atau perempuan harus berpakaian dengan cara tertentu.
3. Konflik Antarbudaya
- Folkways berbeda di setiap budaya. Ketika seseorang dari budaya tertentu bepergian ke daerah dengan norma sosial berbeda, mereka bisa mengalami culture shock atau dianggap tidak sopan tanpa sengaja.
4. Perubahan Sosial yang Lambat
- Karena folkways sudah tertanam dalam masyarakat, perubahan bisa sulit terjadi meskipun norma tersebut tidak lagi relevan. Contohnya, beberapa tradisi kuno yang bertentangan dengan nilai-nilai modern masih dipertahankan dalam beberapa kelompok sosial.
Kesimpulan
Folkways merupakan norma sosial yang mengatur perilaku sehari-hari tanpa adanya sanksi hukum yang tegas. Dalam psikologi sosial, folkways berperan dalam membentuk konformitas, identitas sosial, dan interaksi antarindividu. Meskipun bermanfaat dalam menciptakan keteraturan sosial, tekanan untuk selalu mengikuti folkways juga dapat menimbulkan masalah psikologis dan sosial. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami, menyesuaikan, dan mengevaluasi folkways agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.