Pengertian Frotteur
Dalam psikologi dan psikiatri, istilah frotteur mengacu pada individu yang mengalami gangguan perilaku seksual yang disebut frotteurisme. Frotteurisme adalah kondisi di mana seseorang mendapatkan kepuasan seksual dengan menggosokkan atau menempelkan tubuhnya ke orang lain tanpa persetujuan, sering kali di tempat umum atau keramaian.
Individu dengan kecenderungan ini disebut sebagai frotteur, yang biasanya melakukan tindakan ini di lokasi seperti transportasi umum, konser, atau tempat ramai lainnya, di mana korban tidak menyadari atau sulit menghindar.
Penyebab dan Faktor Risiko Frotteurisme
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi frotteur meliputi:
1. Gangguan Kontrol Impuls
- Frotteurisme sering dikaitkan dengan kurangnya kontrol terhadap dorongan seksual yang tidak pantas.
2. Pengalaman atau Trauma Masa Kecil
- Individu yang mengalami pelecehan seksual atau paparan perilaku seksual yang menyimpang di masa kecil lebih berisiko mengembangkan gangguan ini.
3. Kurangnya Kemampuan Sosial
- Beberapa frotteur memiliki kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat dan memilih jalan pintas untuk mendapatkan kepuasan seksual.
4. Faktor Neurobiologis dan Psikologis
- Ketidakseimbangan neurotransmitter dalam otak dapat berkontribusi terhadap perilaku impulsif dan menyimpang.
Dampak Psikologis bagi Frotteur dan Korbannya
Frotteurisme bukan hanya masalah perilaku, tetapi juga berpotensi merusak kondisi psikologis baik bagi pelaku maupun korban.
Dampak bagi Frotteur
- Rasa Bersalah dan Kecemasan → Beberapa individu menyadari perilakunya tetapi tidak mampu menghentikannya.
- Potensi Masalah Hukum → Jika tertangkap, pelaku dapat dikenakan sanksi hukum yang berat.
- Kesulitan dalam Hubungan Sosial → Individu dengan kecenderungan ini sering mengalami kesulitan menjalin hubungan romantis atau sosial yang sehat.
Dampak bagi Korban
- Trauma Psikologis → Korban dapat mengalami stres, kecemasan, atau bahkan PTSD akibat pelecehan ini.
- Ketakutan Berlebihan di Tempat Umum → Korban mungkin merasa tidak aman atau cemas saat berada di tempat ramai.
- Gangguan Kepercayaan terhadap Orang Lain → Pengalaman ini bisa membuat korban menjadi lebih waspada atau takut terhadap interaksi sosial.
Masalah yang Sering Terjadi Berkaitan dengan Frotteurisme
1. Kurangnya Kesadaran dan Pelaporan
- Banyak korban yang tidak melaporkan tindakan frotteurisme karena merasa malu, takut, atau tidak yakin apakah tindakan tersebut disengaja.
2. Kesulitan dalam Penegakan Hukum
- Tindakan ini sering dilakukan di tempat ramai, sehingga sulit untuk mengidentifikasi pelaku dengan jelas.
3. Pengulangan Perilaku oleh Pelaku
- Tanpa intervensi psikologis yang tepat, frotteur cenderung mengulangi perilaku mereka.
4. Kurangnya Akses terhadap Terapi
- Banyak pelaku tidak mencari bantuan profesional karena rasa malu atau kurangnya kesadaran akan masalah mereka.
Kesimpulan
Frotteurisme adalah gangguan perilaku seksual yang merugikan korban secara psikologis dan dapat berakibat hukum bagi pelaku. Perlu adanya kesadaran lebih tinggi di masyarakat untuk mengenali dan melaporkan tindakan ini, serta pendekatan terapi yang tepat bagi pelaku guna mengontrol impuls seksual mereka.
Pendidikan seksual yang sehat, intervensi psikologis, dan penegakan hukum yang lebih ketat dapat membantu mengurangi kasus frotteurisme serta melindungi masyarakat dari dampak negatifnya.