Dalam psikologi, identification merujuk pada proses di mana individu mengasosiasikan dirinya dengan orang lain, kelompok, atau ideologi tertentu. Proses ini membantu dalam pembentukan identitas pribadi serta cara seseorang berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Identifikasi memainkan peran kunci dalam perkembangan psikologis, karena memengaruhi bagaimana kita melihat diri kita sendiri dan posisi kita dalam masyarakat.
Apa Itu Identification dalam Psikologi?
Identification mengacu pada proses di mana seseorang mengadopsi perilaku, nilai, atau karakteristik orang lain. Proses ini dapat berlangsung dalam berbagai bentuk, mulai dari peniruan perilaku orang tua, hingga mengidentifikasi diri dengan kelompok sosial atau budaya tertentu. Pada dasarnya, identifikasi membantu individu membentuk identitas diri dan merasa terhubung dengan orang lain.
Ada dua bentuk utama identification dalam psikologi:
1. Identifikasi dengan Orang Tua atau Figur Otoritas
Pada masa kanak-kanak, individu sering kali mengidentifikasi diri dengan orang tua atau figur otoritas lainnya, meniru perilaku dan nilai-nilai mereka. Freud mengemukakan bahwa identifikasi dengan orang tua merupakan bagian penting dari pembentukan ego dan struktur kepribadian.
2. Identifikasi Sosial
Identifikasi juga terjadi ketika individu merasa terhubung dengan kelompok atau komunitas tertentu, seperti kelompok etnis, agama, atau hobi tertentu. Ini menciptakan rasa memiliki yang kuat dan memberikan individu kerangka untuk memahami posisi mereka dalam masyarakat.
Proses Identification dalam Pembentukan Identitas
Identifikasi berperan besar dalam membentuk identitas pribadi. Proses ini terjadi sepanjang hidup dan memengaruhi berbagai aspek diri kita, termasuk:
1. Identifikasi dengan Teman Sebaya
Pada masa remaja, identifikasi dengan teman sebaya sangat kuat. Remaja sering terlibat dalam kelompok sosial yang memberikan rasa diterima dan dihargai. Hal ini turut membentuk cara mereka melihat diri mereka sendiri dalam konteks sosial.
2. Identifikasi Gender dan Sosial
Proses pembentukan identitas gender adalah bentuk lain dari identifikasi yang penting. Individu mulai mengadopsi peran gender berdasarkan norma yang ada, yang dipengaruhi oleh keluarga, budaya, dan masyarakat.
3. Identifikasi Profesional
Identifikasi dengan pekerjaan atau profesi juga memainkan peran dalam pembentukan identitas. Banyak orang mengaitkan diri mereka dengan profesinya, seperti menjadi seorang dokter, seniman, atau guru, yang mencerminkan nilai dan status sosial yang mereka anut.
Identifikasi dalam Teori Psikologi
Beberapa teori psikologi mengemukakan peran penting identification dalam perkembangan diri:
1. Teori Psikoanalitik (Sigmund Freud)
Freud percaya bahwa identifikasi dengan orang tua adalah proses penting dalam perkembangan anak. Melalui identifikasi ini, anak-anak menginternalisasi nilai dan perilaku orang tua mereka, yang membentuk struktur kepribadian.
2. Teori Pembelajaran Sosial (Albert Bandura)
Bandura menekankan bahwa identifikasi juga terjadi melalui observasi dan peniruan perilaku orang lain, di mana individu belajar dengan mengamati dan meniru tindakan orang yang mereka anggap sebagai model.
3. Teori Identitas Sosial (Henri Tajfel)
Tajfel mengembangkan teori bahwa identifikasi dengan kelompok sosial berkontribusi pada pembentukan identitas. Individu cenderung mengidentifikasi diri dengan kelompok yang meningkatkan rasa harga diri dan status mereka.
Masalah Psikologis yang Terkait dengan Identification
Meskipun identifikasi membantu dalam pembentukan identitas, ada beberapa masalah yang sering muncul akibat proses ini:
1. Kehilangan Identitas Pribadi
Jika seseorang terlalu banyak mengidentifikasi dengan orang lain atau kelompok tertentu, mereka bisa kehilangan jati diri. Proses ini dapat mengarah pada kebingungan mengenai siapa diri mereka sebenarnya.
2. Pengaruh Negatif dari Kelompok Sosial Tertentu
Mengidentifikasi diri dengan kelompok yang memiliki nilai atau perilaku merugikan bisa menimbulkan dampak negatif. Misalnya, mengidentifikasi diri dengan kelompok yang terlibat dalam perilaku kekerasan atau kriminil bisa memperburuk perilaku individu.
3. Tekanan Sosial dari Standar Tidak Realistis
Proses identifikasi sering kali dipengaruhi oleh standar sosial yang tidak realistis, seperti ideal kecantikan atau kesuksesan materi yang didorong oleh media. Hal ini dapat menyebabkan perasaan tidak puas diri, kecemasan, atau gangguan citra tubuh.
4. Konflik Identitas dalam Masa Peralihan
Masa transisi, seperti masa remaja atau perubahan karier, sering memunculkan konflik identitas. Remaja yang mencoba menyeimbangkan identifikasi dengan orang tua dan teman sebaya bisa menghadapi kebingungan tentang siapa mereka sebenarnya.
5. Kesulitan Menghadapi Perubahan Identitas
Beberapa individu kesulitan beradaptasi dengan perubahan identitas, misalnya setelah peristiwa besar seperti perceraian atau kehilangan pekerjaan. Proses identifikasi yang kaku bisa membuat mereka merasa terasing atau kebingungan.
Kesimpulan
Identification merupakan proses psikologis yang sangat penting dalam pembentukan identitas pribadi dan sosial. Melalui identifikasi, individu mengadopsi perilaku, nilai, dan pandangan dari orang lain atau kelompok tertentu. Meskipun berperan besar dalam perkembangan diri, identifikasi juga dapat memunculkan masalah, seperti kebingungan identitas atau tekanan sosial. Oleh karena itu, penting untuk memiliki kesadaran diri yang sehat dan fleksibel dalam proses identifikasi untuk mendukung perkembangan psikologis yang seimbang.