Dalam psikologi, interpolation mengacu pada proses penyisipan atau pengisian informasi yang hilang dalam persepsi, ingatan, atau pemrosesan kognitif. Konsep ini sering digunakan dalam psikologi kognitif, persepsi, dan memori, serta dalam penelitian tentang bagaimana otak mengisi celah informasi berdasarkan pengalaman sebelumnya.
1. Interpolation dalam Persepsi Visual
Dalam persepsi visual, otak sering kali menggunakan interpolation untuk melengkapi informasi yang hilang. Contohnya:
- Ilusi Optik → Mata melihat gambar yang tidak lengkap, tetapi otak menyusunnya menjadi bentuk yang bermakna.
- Kontinuitas Visual → Jika sebagian objek tertutup oleh benda lain, otak tetap bisa memahami bentuk keseluruhannya dengan interpolasi.
Contoh nyata adalah Gestalt Principles, seperti Prinsip Closure, di mana otak mengisi bagian yang hilang dari gambar untuk melihat bentuk yang utuh.
2. Interpolation dalam Memori
Dalam psikologi memori, interpolation terjadi ketika seseorang mengisi celah dalam ingatannya dengan informasi yang masuk akal atau berdasarkan pengalaman sebelumnya. Ini bisa menghasilkan distorsi memori atau bahkan menciptakan ingatan palsu.
Contohnya:
- Kesalahan Ingatan → Seseorang mungkin yakin mengingat percakapan yang tidak pernah terjadi karena otaknya mengisi detail yang hilang dengan asumsi yang masuk akal.
- Efek Misinformasi → Ketika seseorang diberikan informasi yang salah setelah suatu kejadian, otaknya mungkin menyisipkan informasi tersebut ke dalam ingatannya seolah-olah itu benar.
3. Interpolation dalam Kognisi dan Pengambilan Keputusan
Otak manusia menggunakan interpolation untuk mengisi informasi yang tidak lengkap dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Misalnya:
- Saat membaca teks yang hilang sebagian, otak dapat memahami isi kalimat berdasarkan konteksnya.
- Dalam komunikasi sosial, seseorang mungkin menyimpulkan maksud atau emosi orang lain berdasarkan petunjuk kecil seperti ekspresi wajah atau nada suara, meskipun tidak semua informasi eksplisit diberikan.
4. Kesimpulan
Interpolation adalah mekanisme kognitif yang memungkinkan otak melengkapi informasi yang hilang dalam persepsi, memori, dan pemikiran. Meskipun membantu kita memahami dunia dengan lebih efisien, interpolation juga dapat menyebabkan kesalahan persepsi, ingatan palsu, atau bias kognitif. Oleh karena itu, memahami bagaimana otak melakukan interpolasi sangat penting dalam psikologi, terutama dalam studi tentang persepsi, ingatan, dan pengambilan keputusan.