Irrational dalam Psikologi

Dalam psikologi, irrational merujuk pada pikiran, emosi, atau perilaku yang tidak logis, tidak rasional, atau tidak didasarkan pada pemikiran yang obyektif. Irrationality sering dikaitkan dengan bias kognitif, distorsi berpikir, dan gangguan psikologis tertentu.

1. Irrational Thinking (Pikiran Irasional)

Pikiran irasional adalah pemikiran yang tidak berdasarkan fakta atau logika, tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh emosi, keyakinan yang keliru, atau asumsi yang tidak akurat.

Contoh:

  • Overgeneralization (Generalisasi Berlebihan) → “Saya gagal dalam ujian ini, jadi saya pasti bodoh dan tidak akan pernah sukses.”
  • Catastrophizing (Membayangkan Hal Terburuk) → “Jika saya gagal dalam wawancara kerja, hidup saya akan berakhir.”
  • All-or-Nothing Thinking (Pola Pikir Hitam-Putih) → “Jika saya tidak sempurna, berarti saya gagal total.”

Pola pikir seperti ini sering ditemukan dalam gangguan kecemasan dan depresi.

2. Irrational Behavior (Perilaku Irasional)

Perilaku irasional terjadi ketika seseorang bertindak tanpa pertimbangan logis atau rasional, sering kali karena dorongan emosi atau ketakutan yang tidak berdasar.

Contoh:

  • Menghindari berbicara di depan umum karena takut dipermalukan, meskipun tidak ada alasan objektif untuk merasa demikian.
  • Bertindak impulsif, seperti membeli barang mahal tanpa memikirkan akibatnya.
  • Menghindari naik pesawat karena takut kecelakaan, meskipun data menunjukkan bahwa pesawat jauh lebih aman dibandingkan mobil.

3. Irrational Beliefs (Keyakinan Irasional)

Konsep keyakinan irasional banyak dibahas dalam terapi Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) yang dikembangkan oleh Albert Ellis. Menurut Ellis, banyak masalah psikologis berasal dari keyakinan irasional yang berlebihan.

Beberapa contoh keyakinan irasional menurut REBT:

  • “Saya harus selalu disukai semua orang, kalau tidak saya tidak berharga.”
  • “Saya tidak boleh gagal dalam hidup, karena kegagalan adalah bencana besar.”
  • “Kebahagiaan saya bergantung pada keadaan luar, bukan pada diri saya sendiri.”

Terapi REBT bertujuan untuk membantu individu mengubah pikiran irasional ini menjadi lebih realistis dan sehat.

4. Irrationality dalam Gangguan Psikologis

Pikiran dan perilaku irasional sering ditemukan dalam berbagai gangguan psikologis, seperti:

  • Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorders) → Pikiran irasional tentang bahaya atau ancaman yang tidak nyata.
  • Depresi → Keyakinan irasional bahwa seseorang tidak berharga atau tidak memiliki harapan.
  • Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) → Pikiran irasional yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan berulang untuk mengurangi kecemasan.
  • Gangguan Delusi → Keyakinan yang sangat irasional dan tidak bisa dikoreksi oleh bukti logis.

Kesimpulan

Irrationality dalam psikologi berkaitan dengan pikiran, perilaku, atau keyakinan yang tidak logis dan tidak berdasar pada kenyataan. Ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, kesejahteraan emosional, dan kesehatan mental seseorang. Namun, dengan terapi kognitif, banyak pola pikir irasional dapat diubah menjadi lebih sehat dan realistis.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *