Isomorphism dalam Psikologi

Isomorphism dalam psikologi merujuk pada prinsip bahwa struktur pengalaman mental atau persepsi individu mencerminkan struktur dunia eksternal atau pola aktivitas otak. Konsep ini sering dikaitkan dengan psikologi Gestalt dan teori neurosains kognitif.

1. Pengertian Isomorphism

Isomorphism berasal dari kata Yunani iso- (sama) dan morphe (bentuk), yang berarti kesamaan bentuk atau struktur antara dua sistem yang berbeda. Dalam psikologi, konsep ini mengacu pada hubungan antara:

  1. Dunia eksternal dan pengalaman subjektif → Bagaimana struktur objek atau kejadian di dunia luar diproses dan dipersepsikan oleh individu.
  2. Aktivitas otak dan persepsi → Bagaimana pola aktivitas di otak mencerminkan pengalaman mental yang kita rasakan.

2. Isomorphism dalam Psikologi Gestalt

Psikologi Gestalt berpendapat bahwa pengalaman persepsi memiliki struktur yang serupa dengan pola aktivitas otak.

  • Contoh: Saat melihat pola titik-titik yang membentuk gambar wajah, kita langsung mengenali wajah tersebut sebagai satu kesatuan, bukan sebagai titik-titik terpisah. Ini menunjukkan bahwa struktur persepsi kita mencerminkan pola rangsangan yang masuk ke otak.

Gestalt juga berpendapat bahwa hukum organisasi persepsi, seperti hukum keterdekatan (proximity) dan hukum kesamaan (similarity), menunjukkan bagaimana otak mengorganisasi informasi berdasarkan pola yang ada di dunia nyata.

3. Isomorphism dalam Neurosains Kognitif

Dalam ilmu saraf kognitif, isomorphism merujuk pada gagasan bahwa aktivitas saraf di otak memiliki pola yang sesuai dengan pengalaman mental seseorang.

  • Contoh: Jika seseorang melihat warna merah, maka pola aktivitas otaknya dalam area pemrosesan visual akan mencerminkan pengalaman melihat warna tersebut.
  • Penelitian menunjukkan bahwa peta sensorik di otak (seperti korteks visual dan korteks somatosensorik) memiliki struktur yang mirip dengan pengalaman sensorik kita.

4. Contoh Isomorphism dalam Kehidupan Sehari-hari

Beberapa contoh bagaimana isomorphism bekerja dalam persepsi dan kognisi:

  • Musik dan Emosi → Struktur melodi tertentu dapat menciptakan pola aktivitas otak yang menimbulkan perasaan sedih atau bahagia, mirip dengan bagaimana kita menafsirkan emosi dalam suara manusia.
  • Ilusi Optik → Ketika melihat ilusi seperti “Rubin’s Vase” (vas yang juga terlihat seperti dua wajah), otak kita mengubah persepsi berdasarkan pola yang mirip dengan representasi di dunia nyata.
  • Penggunaan Peta dalam Navigasi → Otak kita membangun representasi spasial yang menyerupai tata letak dunia nyata untuk membantu kita menavigasi lingkungan sekitar.

5. Kritik terhadap Isomorphism

Meskipun konsep isomorphism memiliki dasar yang kuat, ada beberapa kritik terhadapnya:

  1. Tidak semua pengalaman mental dapat dijelaskan dengan pola otak yang sederhana → Beberapa pengalaman kognitif kompleks (seperti berpikir abstrak) sulit direpresentasikan dalam bentuk pola isomorfik yang jelas.
  2. Pengaruh subjektivitas dan pengalaman individu → Tidak semua orang mempersepsi dunia dengan cara yang sama, meskipun menerima rangsangan yang sama.

Kesimpulan

Isomorphism dalam psikologi adalah konsep yang menyatakan bahwa struktur pengalaman mental mencerminkan pola aktivitas otak dan dunia eksternal. Konsep ini sangat penting dalam psikologi Gestalt dan neurosains kognitif, terutama dalam studi tentang persepsi, pengolahan visual, dan organisasi informasi di otak. Namun, ada beberapa keterbatasan dalam menjelaskan pengalaman mental yang lebih kompleks hanya dengan pola kesamaan ini.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *