Istilah “Automatism” dalam Psikologi

Pengertian Automatism dalam Psikologi

Automatism adalah perilaku yang dilakukan tanpa adanya perhatian sadar. Dalam banyak kasus, individu yang mengalami otomatisitas tidak menyadari bahwa mereka sedang melakukan suatu tindakan atau memiliki kontrol atas tindakan tersebut. Misalnya, seseorang yang sedang berbicara dan tiba-tiba mulai menggambar pola pada permukaan meja tanpa menyadarinya adalah contoh perilaku otomatis.

Secara historis, automatism digunakan dalam konteks psikoanalisis oleh Sigmund Freud, yang menganggap fenomena ini sebagai manifestasi dari pikiran bawah sadar. Freud berpendapat bahwa banyak tindakan otomatis berasal dari dorongan bawah sadar yang tidak dapat dikendalikan oleh pikiran sadar.

Jenis-jenis Automatism dalam Psikologi

Automatism bisa muncul dalam berbagai bentuk dan situasi, baik dalam kehidupan sehari-hari, kondisi medis, atau bahkan dalam konteks gangguan mental. Beberapa jenis utama dari automatism meliputi:

  • Automatism Motorik: Ini merujuk pada tindakan fisik yang dilakukan tanpa kesadaran, seperti berjalan atau berbicara dalam keadaan tidur (somnambulisme). Orang yang mengalami fenomena ini mungkin berjalan, berbicara, atau bahkan melakukan tugas sehari-hari tanpa terbangun sepenuhnya.
  • Automatism Verbal: Ini terjadi ketika seseorang berbicara tanpa kontrol sadar atau kesadaran akan kata-kata yang diucapkan. Sebagai contoh, dalam beberapa kondisi medis atau psikologis, seseorang mungkin berbicara atau mengeluarkan kata-kata yang tidak sesuai dengan situasi karena otak mereka berfungsi di tingkat bawah sadar.
  • Automatism dalam Gangguan Psikiatri: Beberapa gangguan psikiatri, seperti gangguan kepribadian ambang atau dissociative identity disorder (DID), dapat menyebabkan individu mengalami perilaku otomatis. Di sini, individu bisa melakukan tindakan yang tampaknya otomatis sebagai bagian dari pergeseran identitas atau pemisahan diri dari kenyataan yang lebih besar.
  • Automatism dalam Hipnosis: Dalam hipnosis, seseorang mungkin diminta untuk melakukan tindakan secara otomatis sebagai bagian dari proses terapi. Hal ini terjadi karena individu yang terhipnosis memasuki kondisi pikiran yang lebih terbuka terhadap sugesti dan perilaku otomatis.

Automatism dalam Konteks Neuropsikologi

Dalam konteks neuropsikologi, automatism terkait erat dengan proses yang melibatkan sistem saraf otomatis, yang mengatur banyak fungsi tubuh tanpa kesadaran, seperti detak jantung, pernapasan, dan pencernaan. Namun, dalam gangguan atau kerusakan otak, sistem ini bisa menjadi terganggu, dan seseorang bisa mengalami perilaku otomatis yang tidak terkontrol atau tidak biasa.

Kondisi seperti seizures (kejang) juga dapat menghasilkan perilaku otomatis, di mana individu melakukan gerakan-gerakan yang tidak terkontrol, seperti menggigit bibir atau menggoyangkan tangan, selama episode kejang tersebut. Kejang sering kali terjadi di area otak yang mengatur kontrol motorik dan emosi, yang dapat menyebabkan gangguan pada pengendalian perilaku.

Automatism dan Psikoanalisis

Di dunia psikoanalisis, automatism sering dikaitkan dengan proses bawah sadar. Sigmund Freud percaya bahwa perilaku otomatis sering kali berasal dari dorongan atau keinginan yang ditekan oleh pikiran sadar. Oleh karena itu, fenomena ini bisa menjadi cara bagi individu untuk melepaskan diri dari konflik batin atau ketegangan yang tidak mereka sadari.

Freud juga melihat hubungan antara automatism dan bentuk ekspresi artistik, seperti seni atau tulisan otomatis. Dalam seni otomatis, seniman mengekspresikan pikiran atau perasaan yang berasal dari bawah sadar tanpa menggunakan kontrol sadar. Pendekatan ini bertujuan untuk menggali lapisan terdalam dari pikiran seseorang.

Masalah yang Sering Terjadi Berkaitan dengan Istilah Automatism dalam Psikologi

Meskipun fenomena automatism sering dianggap sebagai hasil dari kebiasaan atau pengaruh bawah sadar yang alami, ada beberapa masalah yang sering muncul berkaitan dengan hal ini:

1. Perilaku Berisiko: Tindakan otomatis dapat menimbulkan masalah, terutama jika perilaku tersebut berisiko atau membahayakan diri sendiri atau orang lain. Sebagai contoh, seseorang yang berjalan secara otomatis dalam tidur dapat membahayakan diri mereka sendiri jika mereka keluar dari rumah atau terjatuh. Perilaku otomatis dalam kondisi seperti tidur berjalan atau kejang bisa menyebabkan kecelakaan.

2. Gangguan pada Fungsi Kognitif: Beberapa kondisi neurologis, seperti epilepsi, dapat menyebabkan perilaku otomatis yang tidak terkontrol. Hal ini dapat mempengaruhi individu dalam kehidupan sehari-hari mereka, seperti dalam pengambilan keputusan atau dalam interaksi sosial. Perilaku otomatis ini kadang-kadang bisa sangat mengganggu, terutama ketika individu tidak dapat menghentikan tindakan mereka.

3. Pengaruh pada Hubungan Sosial: Jika seseorang melakukan perilaku otomatis yang tidak disadari, seperti berbicara atau bertindak di luar kendali mereka, ini bisa memengaruhi hubungan sosial mereka. Misalnya, berbicara tanpa kontrol dalam situasi sosial bisa membuat orang merasa canggung atau tidak nyaman, dan ini dapat memengaruhi hubungan interpersonal.

4. Ketergantungan pada Pola Perilaku Otomatis: Beberapa individu bisa terjebak dalam pola perilaku otomatis yang mereka lakukan tanpa berpikir. Kebiasaan buruk seperti merokok, makan berlebihan, atau kecanduan bisa terjadi secara otomatis dan sulit untuk dihentikan, meskipun individu tersebut tahu bahwa perilaku tersebut merugikan. Ketergantungan ini seringkali membutuhkan intervensi terapi untuk mengubah kebiasaan tersebut.

5. Pengaruh Negatif pada Kesehatan Mental: Ketika automatism berhubungan dengan gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan disosiatif, individu bisa merasa terisolasi atau kehilangan kontrol atas diri mereka. Gejala seperti pemikiran otomatis yang tidak terkendali atau perubahan perilaku yang tiba-tiba dapat memperburuk kondisi psikologis mereka dan menghambat pemulihan.

Kesimpulan

Istilah automatism dalam psikologi merujuk pada tindakan atau proses yang terjadi tanpa kesadaran atau kontrol sadar, baik dalam bentuk perilaku motorik, pemikiran, atau tindakan lainnya. Meskipun fenomena ini sering kali berkaitan dengan kebiasaan atau proses bawah sadar yang tidak membahayakan, ada banyak masalah yang muncul terkait dengan otomatisitas, termasuk perilaku berisiko, gangguan kognitif, dan dampak negatif pada hubungan sosial dan kesehatan mental. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menangani perilaku otomatis dengan kesadaran dan intervensi yang sesuai untuk mencegah dampak negatif yang tidak diinginkan.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *