Jehovah Complex dalam Psikologi

Jehovah Complex adalah istilah yang jarang digunakan dalam literatur psikologi formal, tetapi sering dikaitkan dengan kepribadian narsistik dan delusi kebesaran. Istilah ini merujuk pada seseorang yang memiliki perasaan superioritas ekstrem, keyakinan bahwa dirinya memiliki otoritas absolut, atau bahkan merasa seperti sosok ilahi.

1. Karakteristik Jehovah Complex

Orang dengan Jehovah Complex biasanya menunjukkan beberapa ciri psikologis, seperti:

  • Merasa superior secara moral dan intelektual dibandingkan orang lain.
  • Meyakini bahwa dirinya memiliki kebenaran mutlak dan harus diikuti.
  • Cenderung mendominasi dan mengontrol orang lain.
  • Sulit menerima kritik karena merasa selalu benar.
  • Dalam kasus ekstrem, bisa mengalami delusi bahwa dirinya memiliki kekuatan atau tugas ilahi.

2. Hubungan dengan Gangguan Kepribadian

Meskipun Jehovah Complex bukan diagnosis resmi dalam DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), kondisi ini sering dikaitkan dengan beberapa gangguan psikologis, seperti:

  • Narcissistic Personality Disorder (NPD) → Orang dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki rasa keagungan yang berlebihan dan kebutuhan akan pengagungan dari orang lain.
  • Delusional Disorder (Grandiose Type) → Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami delusi kebesaran dapat meyakini bahwa dirinya memiliki kekuasaan atau peran ilahi.
  • Schizophrenia (Paranoid Type) → Jika seseorang mengalami waham (delusi) keagamaan yang ekstrem, bisa jadi itu merupakan bagian dari gangguan psikotik seperti skizofrenia.

3. Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Pemimpin Sekte atau Kultus → Beberapa pemimpin sekte yang ekstrem sering menunjukkan Jehovah Complex, di mana mereka mengklaim sebagai nabi atau memiliki hubungan langsung dengan Tuhan.
  • Pemimpin Otoriter → Seorang pemimpin politik atau organisasi yang merasa bahwa hanya dirinya yang memiliki kebenaran mutlak bisa menunjukkan tanda-tanda kompleks ini.
  • Orang dengan Keyakinan Delusional → Seseorang yang benar-benar percaya bahwa dirinya adalah utusan Tuhan atau memiliki misi ilahi bisa mengalami gangguan psikotik.

4. Cara Mengatasi dan Mengelola Jehovah Complex

Jika seseorang memiliki gejala Jehovah Complex, beberapa cara untuk mengelolanya adalah:

  • Terapi Kognitif-Perilaku (CBT) → Membantu individu menyadari pola pikir yang tidak realistis dan menggantinya dengan pemikiran yang lebih rasional.
  • Psikoterapi → Terapi dengan psikolog atau psikiater dapat membantu individu memahami alasan di balik perilaku dan keyakinannya.
  • Pengobatan (jika diperlukan) → Jika gejala termasuk delusi atau psikosis, dokter dapat meresepkan antipsikotik atau terapi lain yang sesuai.
  • Membangun Kesadaran Diri → Menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan menerima sudut pandang orang lain bisa membantu mengurangi pola pikir yang ekstrem.

Kesimpulan

Jehovah Complex adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa memiliki kekuasaan absolut, superioritas moral, atau bahkan tugas ilahi. Meskipun bukan gangguan resmi dalam DSM-5, kondisi ini sering dikaitkan dengan kepribadian narsistik, delusi kebesaran, dan gangguan psikotik. Jika kompleks ini mengarah pada delusi atau perilaku yang merugikan, terapi psikologis dan pengobatan dapat membantu mengatasinya

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *