Jukes dalam Psikologi

Istilah “Jukes” dalam psikologi sering dikaitkan dengan studi eugenika pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. The Jukes: A Study in Crime, Pauperism, Disease, and Heredity adalah sebuah penelitian terkenal yang dilakukan oleh Richard Dugdale pada tahun 1877.

1. Latar Belakang Penelitian Jukes

Richard Dugdale meneliti sejarah keluarga yang disebut “The Jukes”, yang terdiri dari kriminal, pelanggar hukum, dan orang miskin. Dugdale mengamati bahwa banyak anggota keluarga ini memiliki riwayat kriminalitas, kemiskinan, dan gangguan sosial yang berulang dari generasi ke generasi.

Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan apakah kecenderungan kriminal dan kemiskinan diwariskan secara genetik atau dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

2. Temuan Utama dari Studi Jukes

Dugdale melacak sekitar 709 keturunan dari satu individu, yang kemudian dikaitkan dengan:

  • Tingkat kejahatan yang tinggi (beberapa menjadi kriminal atau narapidana).
  • Kemiskinan dan ketergantungan pada bantuan sosial.
  • Masalah kesehatan dan kecanduan alkohol.
  • Kurangnya pendidikan formal.

3. Kontroversi dalam Studi Jukes

  • Eugenika dan Bias Sosial: Studi ini sering digunakan oleh para pendukung eugenika sebagai bukti bahwa sifat kriminal dan kemiskinan bersifat turun-temurun, meskipun penelitian modern menunjukkan bahwa faktor lingkungan lebih berpengaruh.
  • Ketidakakuratan Data: Beberapa kritikus berpendapat bahwa metode Dugdale tidak ilmiah karena kurangnya kontrol terhadap faktor sosial, ekonomi, dan budaya yang juga memengaruhi perilaku manusia.

4. Implikasi dalam Psikologi Modern

Meskipun studi Jukes sudah usang, penelitian ini tetap menjadi contoh awal dalam memahami interaksi antara genetika dan lingkungan dalam membentuk perilaku manusia. Saat ini, bidang psikologi lebih fokus pada pendekatan berbasis epigenetika, psikologi perkembangan, dan sosiologi untuk menjelaskan pengaruh lingkungan terhadap perilaku manusia.

5. Kesimpulan

Studi Jukes adalah contoh klasik dalam sejarah psikologi dan eugenika yang mencoba menghubungkan faktor keturunan dengan kriminalitas dan kemiskinan. Namun, penelitian modern menunjukkan bahwa faktor sosial dan lingkungan jauh lebih berpengaruh dalam membentuk perilaku manusia dibandingkan faktor genetik semata.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *