Keratometer, juga dikenal sebagai ophthalmometer, adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelengkungan kornea mata. Alat ini umumnya digunakan dalam oftalmologi dan optometri untuk menentukan astigmatisme serta membantu dalam pemilihan lensa kontak yang sesuai.
Fungsi dan Penggunaan Keratometer
- Diagnosis Astigmatisme: Keratometer membantu dalam mengukur kelengkungan kornea untuk mendeteksi kelainan refraksi seperti astigmatisme.
- Pemilihan Lensa Kontak: Pengukuran kornea diperlukan untuk menyesuaikan lensa kontak dengan bentuk mata pasien.
- Evaluasi Pascaoperasi Mata: Setelah operasi seperti LASIK atau transplantasi kornea, keratometer digunakan untuk memantau perubahan bentuk kornea.
- Penelitian dalam Ilmu Penglihatan: Keratometer juga digunakan dalam studi tentang persepsi visual dan gangguan penglihatan.
Relevansi dalam Psikologi
Meskipun keratometer lebih banyak digunakan dalam bidang kedokteran mata, alat ini memiliki beberapa hubungan dengan psikologi, terutama dalam bidang psikologi persepsi dan neurosains kognitif, yaitu:
- Hubungan antara kelainan penglihatan dan perkembangan kognitif: Masalah refraksi yang tidak dikoreksi dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan konsentrasi seseorang.
- Persepsi visual dan gangguan psikologis: Beberapa gangguan mata, seperti astigmatisme parah, dapat mempengaruhi cara seseorang memproses informasi visual, yang berhubungan dengan persepsi dan kognisi.
Masalah yang Sering Terjadi dengan Keratometer
- Ketidakakuratan Pengukuran: Hasil keratometer bisa dipengaruhi oleh gerakan pasien atau permukaan kornea yang tidak rata.
- Keterbatasan dalam Mengukur Seluruh Kornea: Keratometer hanya mengukur bagian tengah kornea, sehingga kurang akurat untuk mendeteksi kelainan di bagian tepi.
- Perubahan Kornea dari Faktor Eksternal: Pemakaian lensa kontak jangka panjang atau kondisi mata kering dapat menyebabkan perubahan sementara pada hasil pengukuran.
Meskipun bukan alat utama dalam psikologi, keratometer berperan dalam memahami hubungan antara penglihatan dan persepsi kognitif, terutama dalam studi terkait gangguan penglihatan dan dampaknya terhadap fungsi mental.