Pengertian Latency Period
Latency period adalah salah satu tahap dalam teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud. Tahap ini terjadi sekitar usia 6 hingga 12 tahun, di mana dorongan seksual anak dianggap mengalami penurunan sementara dan energi psikis dialihkan ke aktivitas lain, seperti sekolah, pertemanan, dan pengembangan keterampilan sosial.
Ciri-Ciri Latency Period
- Minimnya Minat terhadap Seksualitas: Tidak seperti tahap sebelumnya (phallic stage), anak-anak pada fase ini cenderung tidak menunjukkan ketertarikan pada aspek seksual.
- Fokus pada Pembelajaran dan Sosialisasi: Anak mulai mengembangkan keterampilan intelektual, sosial, dan moral, yang membantu mereka mempersiapkan diri untuk kehidupan dewasa.
- Peningkatan Identifikasi Gender: Anak mulai lebih banyak berinteraksi dengan teman sebaya yang memiliki jenis kelamin yang sama dan mengadopsi peran sosial yang lebih kuat.
Masalah yang Sering Terjadi
- Gangguan Sosialisasi: Anak yang mengalami hambatan dalam tahap ini, seperti kurangnya interaksi sosial, bisa mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat di masa dewasa.
- Kurangnya Pengembangan Identitas Diri: Jika anak tidak mendapatkan pengalaman sosial yang cukup, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam membangun kepercayaan diri dan harga diri.
- Ketidakseimbangan Emosional: Beberapa anak yang mengalami trauma atau tekanan emosional selama fase ini mungkin menunjukkan masalah psikologis di tahap perkembangan selanjutnya.
Latency period dianggap sebagai masa tenang dalam perkembangan psikoseksual, tetapi pengalaman yang terjadi pada tahap ini berperan besar dalam membentuk kepribadian dan hubungan sosial anak di masa depan.