Alternating personalities adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan fenomena dimana seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda yang muncul secara bergantian. Konsep ini paling dikenal dalam konteks Dissociative Identity Disorder (DID) atau Gangguan Identitas Disosiatif, yaitu gangguan psikologis yang melibatkan adanya pergeseran atau pergantian antara kepribadian-kepribadian yang berbeda dalam satu individu.
Kepribadian yang bergantian ini sering kali disebut sebagai “alters”, dan setiap alter biasanya memiliki karakteristik, pola pikir, perilaku, dan bahkan memori yang berbeda. Pergantian antara kepribadian ini dapat terjadi secara tiba-tiba, sering kali sebagai respons terhadap situasi stres atau pemicu tertentu.
Ciri-Ciri Alternating Personalities
1. Keberadaan Kepribadian yang Berbeda
Seseorang dengan alternating personalities memiliki kepribadian yang unik, yang mungkin memiliki nama, umur, atau ciri khas yang berbeda.
2. Pergantian Kepribadian yang Tidak Disadari
Individu sering kali tidak sadar saat terjadi pergantian antara satu kepribadian ke kepribadian lainnya. Setelah pergantian, mereka mungkin mengalami kehilangan ingatan atau kesenjangan memori tentang apa yang dilakukan oleh kepribadian lain.
3. Respon Emosional yang Berbeda
Kepribadian yang berbeda dapat memiliki respons emosional yang bertolak belakang terhadap situasi yang sama. Misalnya, satu kepribadian mungkin merasa marah, sementara kepribadian lainnya merasa tenang.
4. Pergeseran Fisik dan Suara
Dalam beberapa kasus, kepribadian yang berganti dapat memengaruhi perubahan ekspresi wajah, intonasi suara, atau bahkan postur tubuh.
5. Pemicu Traumatis
Alternating personalities sering kali muncul sebagai mekanisme pertahanan diri akibat trauma, terutama yang terjadi pada masa kanak-kanak, seperti kekerasan fisik, seksual, atau emosional.
Penyebab Alternating Personalities
Gangguan ini biasanya berkembang sebagai akibat dari trauma yang berat dan berulang, terutama pada usia dini ketika mekanisme koping individu belum matang. Trauma tersebut menyebabkan pikiran seseorang “memisahkan” pengalaman menyakitkan ke dalam kepribadian yang berbeda agar dapat melanjutkan kehidupan tanpa terus-menerus terganggu oleh kenangan traumatis.
Dampak Alternating Personalities dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Kehilangan Memori
Pergantian kepribadian sering disertai dengan amnesia, di mana individu tidak dapat mengingat apa yang dilakukan atau dialami oleh kepribadian lain.
2. Kesulitan dalam Hubungan Sosial
Individu dengan alternating personalities mungkin mengalami kesulitan dalam menjaga hubungan sosial karena perilaku atau respons yang berubah-ubah tergantung pada kepribadian yang dominan.
3. Gangguan Fungsi Harian
Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin merasa tidak mampu melanjutkan pekerjaan, pendidikan, atau tanggung jawab lain karena perubahan yang tidak terduga dalam kepribadian.
Pendekatan Terapi Alternating Personalities
1. Terapi Psikologis
Terapi yang berfokus pada trauma, seperti terapi perilaku kognitif (CBT) atau terapi EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing), sering digunakan untuk membantu individu menghadapi trauma yang mendasari.
2. Terapi Integrasi Kepribadian
Salah satu tujuan utama terapi adalah mengintegrasikan kepribadian-kepribadian yang berbeda menjadi satu identitas yang utuh dan kohesif.
3. Dukungan Obat
Obat-obatan seperti antidepresan atau antikecemasan dapat digunakan untuk mengelola gejala sekunder seperti depresi atau kecemasan.
Masalah yang Sering Terjadi Berkaitan dengan Alternating Personalities
1. Stigma dan Kesalahpahaman
Banyak orang yang salah mengira alternating personalities sebagai perilaku berpura-pura atau “kepribadian ganda” yang digambarkan secara tidak akurat dalam media. Stigma ini sering membuat individu yang mengalami gangguan ini enggan mencari bantuan.
2. Kesalahan Diagnosa
Alternating personalities sering kali salah didiagnosis sebagai gangguan bipolar, gangguan kecemasan, atau skizofrenia karena gejalanya yang mirip.
3. Kurangnya Pemahaman Publik dan Profesional
Tidak semua profesional kesehatan mental memiliki pengalaman atau pemahaman yang memadai tentang gangguan ini, sehingga pasien mungkin tidak mendapatkan perawatan yang sesuai.
4. Pemicu Traumatis Berulang
Kepribadian alternatif sering kali muncul sebagai respons terhadap stres atau pemicu tertentu, yang berarti pasien harus menghadapi tantangan dalam mengelola lingkungan mereka untuk mengurangi pemicu ini.
5. Dampak pada Keluarga dan Orang Terdekat
Pergantian kepribadian dapat membingungkan atau bahkan membuat stres keluarga dan teman-teman, yang mungkin tidak memahami apa yang terjadi atau bagaimana harus merespons.
Kesimpulan
Istilah alternating personalities menggambarkan kompleksitas pikiran manusia dalam merespons trauma yang ekstrem. Gangguan ini, meskipun sering disalahpahami, dapat dikelola dengan terapi yang tepat dan dukungan yang memadai. Namun, stigma, kesalahpahaman, dan kesulitan dalam diagnosis tetap menjadi tantangan utama yang perlu diatasi untuk memastikan bahwa individu dengan alternating personalities mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. Pemahaman yang lebih baik tentang gangguan ini di masyarakat akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi para penderita.