Istilah psychogenic dalam psikologi merujuk pada kondisi fisik atau mental yang berasal dari faktor psikologis daripada sebab medis atau biologis. Artinya, gejala yang muncul bukan karena adanya kelainan fisik, tetapi lebih dipengaruhi oleh stres, trauma, kecemasan, atau faktor emosional lainnya.
Contoh umum dari kondisi psychogenic adalah psychogenic pain (nyeri psikogenik), yaitu rasa sakit yang dirasakan seseorang tetapi tidak ditemukan penyebab fisiknya, serta psychogenic movement disorders (gangguan gerakan psikogenik) seperti tremor atau kelumpuhan yang dipicu oleh faktor psikologis.
Penyebab Psychogenic
Kondisi psychogenic umumnya terjadi akibat interaksi antara faktor psikologis dan fisiologis. Beberapa penyebab utama meliputi:
1. Stres dan Kecemasan Berlebihan
- Stres berkepanjangan dapat memicu berbagai keluhan fisik seperti sakit kepala, nyeri otot, atau gangguan pencernaan tanpa penyebab medis yang jelas.
2. Trauma Psikologis
- Pengalaman traumatis dapat menyebabkan tubuh merespons dalam bentuk gangguan fisik, seperti kelumpuhan sementara atau kesulitan berbicara.
3. Gangguan Mental
- Beberapa gangguan seperti gangguan somatoform, konversi, atau depresi dapat memunculkan gejala psychogenic.
4. Mekanisme Coping yang Tidak Sehat
- Ketidakmampuan seseorang dalam mengelola emosi atau tekanan hidup dapat bermanifestasi dalam bentuk gejala fisik.
5. Sugesti dan Pengaruh Lingkungan
- Beberapa individu dapat mengembangkan gejala psychogenic akibat sugesti atau melihat orang lain mengalami kondisi serupa (fenomena psikologi massa).
Jenis-Jenis Gangguan Psychogenic
Beberapa kondisi yang sering dikategorikan sebagai gangguan psychogenic dalam psikologi meliputi:
1. Psychogenic Pain (Nyeri Psikogenik)
- Rasa sakit yang muncul tanpa penyebab fisik yang jelas, sering dikaitkan dengan stres atau trauma emosional.
2. Psychogenic Non-epileptic Seizures (PNES)
- Kejang yang menyerupai epilepsi tetapi tidak disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal di otak, melainkan faktor psikologis.
3. Psychogenic Movement Disorders
- Gangguan gerakan seperti tremor, kelumpuhan, atau spasme yang terjadi akibat faktor emosional atau trauma psikologis.
4. Psychogenic Amnesia
- Kehilangan ingatan yang bukan disebabkan oleh cedera otak, tetapi karena trauma psikologis yang mendalam.
5. Psychogenic Vomiting (Muntah Psikogenik)
- Muntah yang disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kecemasan ekstrem atau tekanan emosional.
Masalah yang Sering Terjadi dalam Psychogenic
Meskipun kondisi psychogenic sangat nyata bagi individu yang mengalaminya, beberapa masalah sering muncul dalam diagnosis dan penanganannya, antara lain:
1. Sulitnya Diagnosis
- Karena tidak ada penyebab fisik yang jelas, kondisi psychogenic sering salah didiagnosis sebagai penyakit medis lainnya.
2. Stigma dan Kesalahpahaman
- Banyak orang menganggap gejala psychogenic sebagai “pura-pura sakit” atau tidak nyata, padahal gejala tersebut benar-benar dialami oleh penderita.
3. Kurangnya Kesadaran akan Faktor Psikologis
- Banyak individu yang tidak menyadari bahwa kondisi fisik mereka dapat dipicu oleh stres atau trauma, sehingga enggan mencari bantuan psikologis.
4. Ketergantungan pada Pengobatan Medis
- Beberapa pasien lebih memilih pengobatan medis daripada terapi psikologis, padahal penanganan utama harus difokuskan pada aspek psikologisnya.
5. Proses Pemulihan yang Tidak Instan
- Karena berkaitan dengan faktor emosional dan psikologis, pemulihan dari gangguan psychogenic sering kali memerlukan terapi jangka panjang.
Kesimpulan
Psychogenic adalah kondisi di mana gejala fisik atau mental muncul akibat faktor psikologis, bukan karena kelainan medis. Kondisi ini dapat berupa nyeri psikogenik, kejang non-epilepsi, gangguan gerakan psikogenik, hingga amnesia yang dipicu oleh trauma emosional.
Sayangnya, banyak individu yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan diagnosis yang tepat karena gejalanya sering disalahpahami atau dianggap tidak nyata. Stigma sosial dan ketidaksadaran akan pentingnya faktor psikologis dalam kesehatan fisik juga menjadi tantangan besar. Oleh karena itu, pendekatan yang tepat, termasuk terapi psikologis dan dukungan sosial, sangat penting dalam proses pemulihan kondisi psychogenic. Dengan kesadaran yang lebih baik, individu yang mengalami gangguan ini dapat memperoleh perawatan yang sesuai dan meningkatkan kualitas hidup mereka.