Retroactive association dalam psikologi mengacu pada hubungan atau keterkaitan antara informasi baru dengan informasi lama, yang dapat memengaruhi cara seseorang mengingat atau memahami pengalaman sebelumnya. Konsep ini sering dikaitkan dengan retroactive interference, di mana pengalaman atau pembelajaran baru dapat mengubah, menggantikan, atau mengaburkan informasi lama.
Peran Retroactive Association dalam Psikologi
1. Pengaruh dalam Pembelajaran dan Memori
- Ketika seseorang belajar sesuatu yang baru, informasi tersebut dapat berhubungan dengan pengalaman sebelumnya, baik dengan memperkuat atau mengubah ingatan lama.
- Contohnya, seseorang yang baru saja belajar teknik baru dalam bermain gitar mungkin secara tidak sadar mengadaptasi teknik lama agar sesuai dengan teknik baru, sehingga terjadi perubahan dalam cara mereka mengingat dan menerapkan keterampilan sebelumnya.
2. Asosiasi Retroaktif dalam Persepsi dan Pemahaman
- Informasi baru yang diperoleh seseorang dapat mempengaruhi cara mereka melihat atau memahami peristiwa masa lalu.
- Misalnya, setelah seseorang membaca teori psikologi baru tentang motivasi, mereka mungkin mengasosiasikan pengalaman masa lalunya dengan teori tersebut, yang dapat mengubah cara mereka mengingat atau menafsirkan peristiwa tersebut.
3. Retroactive Association dalam Keputusan dan Penilaian
- Ketika seseorang menerima informasi baru, mereka sering kali mengkaitkan pengetahuan baru tersebut dengan pengalaman lama, yang dapat menyebabkan perubahan dalam cara mereka membuat keputusan.
- Contohnya, seorang investor yang sebelumnya berpikir bahwa strategi investasi tertentu efektif mungkin mengubah pandangannya setelah membaca penelitian baru tentang strategi investasi yang lebih baik.
3. Dampak pada Ingatan Autobiografis
- Kenangan pribadi seseorang dapat dipengaruhi oleh informasi baru, yang menyebabkan perubahan dalam cara seseorang mengingat peristiwa masa lalu.
- Sebagai contoh, seseorang yang mengalami pengalaman baru yang serupa dengan peristiwa masa lalunya mungkin akan mengasosiasikan kedua peristiwa tersebut, sehingga mereka mengingat detail tertentu dengan cara yang berbeda.
Masalah yang Sering Terjadi dalam Retroactive Association
1. Distorsi Ingatan
- Retroactive association dapat menyebabkan perubahan atau distorsi dalam ingatan lama, sehingga seseorang mungkin mengingat kejadian dengan detail yang tidak akurat.
2. Kesulitan dalam Mengingat Informasi Lama
- Jika informasi baru sangat mirip dengan informasi lama, seseorang mungkin mengalami kesulitan membedakan kedua informasi tersebut, yang dapat mengganggu pemahaman mereka.
3. Bias dalam Penilaian dan Keputusan
- Ketika seseorang terlalu banyak mengasosiasikan informasi baru dengan pengalaman lama, mereka mungkin mengembangkan bias dalam berpikir, yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan.
4. Kesulitan dalam Belajar Konsep Baru
- Dalam beberapa kasus, asosiasi dengan informasi lama dapat menghambat kemampuan seseorang untuk memahami atau menerima konsep baru, terutama jika informasi lama bertentangan dengan informasi baru.
Kesimpulan
Retroactive association adalah fenomena psikologis di mana informasi atau pengalaman baru mempengaruhi cara seseorang mengingat, memahami, atau mengaitkan pengalaman masa lalu. Meskipun dapat membantu dalam pembelajaran dan pemahaman, efek ini juga dapat menyebabkan distorsi ingatan, bias kognitif, dan kesulitan dalam membedakan informasi lama dan baru. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk menggunakan strategi seperti refleksi, pencatatan, dan teknik memori yang tepat agar dapat mengelola pengaruh retroactive association secara efektif.