Self-Deception dalam Psikologi

Pengertian Self-Deception

Self-deception dalam psikologi adalah kecenderungan individu untuk menipu diri sendiri dengan mempercayai sesuatu yang bertentangan dengan kenyataan. Mekanisme ini sering muncul sebagai cara untuk melindungi diri dari rasa sakit emosional, menjaga harga diri, atau menghindari konflik internal.

Fenomena ini dijelaskan dalam teori Cognitive Dissonance oleh Leon Festinger, yang menyatakan bahwa manusia cenderung menyesuaikan keyakinan mereka agar tetap selaras dengan tindakan atau perasaan mereka, meskipun bertentangan dengan fakta.

Contoh Kasus Self-Deception

1. Seseorang yang terus membela hubungan toksik dengan alasan pasangannya akan berubah, meskipun bukti menunjukkan sebaliknya.

2. Karyawan yang merasa dirinya bekerja dengan baik meskipun sering mengabaikan tanggung jawab dan menerima kritik dari atasan.

3. Individu yang menganggap dirinya sehat meskipun memiliki kebiasaan merokok dan pola makan yang buruk.

Masalah yang Sering Terjadi

1. Kesulitan Menerima Realitas – Menolak fakta yang bertentangan dengan kepercayaan diri.

2. Pengambilan Keputusan yang Buruk – Memilih tindakan berdasarkan ilusi daripada kenyataan.

3. Hubungan Sosial Bermasalah – Sulit menerima kritik atau saran dari orang lain.

4. Perkembangan Diri Terhambat – Enggan mengakui kelemahan, sehingga sulit melakukan perubahan positif.

Kesimpulan

Self-deception dapat memberikan rasa nyaman sementara, tetapi dalam jangka panjang, dapat menghambat perkembangan diri dan hubungan sosial. Kesadaran diri yang lebih tinggi diperlukan agar seseorang mampu menghadapi kenyataan secara objektif dan mengambil keputusan yang lebih baik.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *