Pengertian Sensory Aphasia
Sensory aphasia, atau afasia sensorik, adalah gangguan bahasa yang menyebabkan kesulitan dalam memahami kata-kata yang didengar atau dibaca. Kondisi ini terjadi akibat kerusakan pada area Wernicke di otak, bagian yang bertanggung jawab untuk pemahaman bahasa. Meskipun individu dengan sensory aphasia dapat berbicara dengan lancar, kata-kata yang mereka ucapkan sering kali tidak memiliki makna yang jelas.
Contoh Kasus Sensory Aphasia dalam Psikologi
1. Seorang pasien pasca stroke dapat berbicara dengan lancar tetapi sulit memahami pertanyaan sederhana. Ia sering memberikan jawaban yang tidak relevan karena tidak dapat memproses makna kata yang didengar.
2. Seseorang dengan cedera otak traumatis mengalami kesulitan membaca dan menafsirkan tulisan, meskipun penglihatannya masih berfungsi dengan baik.
3. Seorang lansia dengan demensia menunjukkan gejala afasia sensorik dengan sering mengucapkan kalimat yang terdengar jelas tetapi tidak bermakna, akibat degenerasi saraf di otaknya.
Masalah yang Sering Terjadi
- Gangguan Pemahaman Bahasa – Kesulitan memahami percakapan atau instruksi tertulis.
- Ucapan Tidak Bermakna – Kata-kata yang diucapkan terdengar lancar tetapi tidak memiliki struktur yang jelas.
- Kesulitan Berkomunikasi – Hambatan dalam menyampaikan dan menerima informasi menyebabkan frustasi bagi penderita maupun orang di sekitarnya.
- Gangguan Kognitif – Sering dikaitkan dengan kondisi neurologis seperti stroke, trauma kepala, atau demensia.
Kesimpulan
Sensory aphasia adalah gangguan bahasa yang memengaruhi pemahaman seseorang terhadap kata-kata yang didengar atau dibaca. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh kerusakan otak dan berdampak pada komunikasi sehari-hari. Pemahaman yang lebih baik tentang sensory aphasia dapat membantu dalam memberikan dukungan yang tepat bagi penderitanya.