Sensory dalam Psikologi

Front view doctor explaining anatomy

Pengertian Sensory

Sensory dalam psikologi merujuk pada kemampuan sistem saraf dalam menerima, memproses, dan merespons rangsangan dari lingkungan melalui panca indera. Proses sensorik melibatkan berbagai sistem indera, termasuk penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Sensory juga berkaitan erat dengan persepsi, yaitu bagaimana otak menginterpretasikan informasi sensorik yang diterima.

Contoh Kasus Sensory dalam Psikologi

1. Seorang anak dengan gangguan pemrosesan sensorik (Sensory Processing Disorder) mengalami kesulitan dalam menoleransi suara bising. Ia sering menutup telinga dan menunjukkan reaksi emosional yang kuat saat berada di tempat ramai.

2. Pasien dengan autisme menunjukkan respons yang berlebihan terhadap rangsangan sensorik tertentu, seperti ketidaknyamanan ekstrem terhadap tekstur tertentu pada pakaian atau makanan, yang mempengaruhi interaksi sosialnya.

3. Seorang individu dengan PTSD mengalami hiperreaktivitas sensorik, di mana suara keras secara tiba-tiba dapat memicu respons stres yang berlebihan, termasuk kecemasan ekstrem dan peningkatan detak jantung.

Masalah yang Sering Terjadi

  • Gangguan Pemrosesan Sensorik – Kesulitan dalam mengolah rangsangan sensorik, yang menyebabkan individu menjadi terlalu peka (hipersensitif) atau kurang peka (hiposensitif) terhadap lingkungan.
  • Hipersensitivitas Sensorik – Individu dengan autisme atau kecemasan sering mengalami ketidaknyamanan ekstrem terhadap suara, cahaya, atau tekstur tertentu.
  • Gangguan Persepsi Sensorik – Beberapa kondisi psikologis, seperti skizofrenia, dapat menyebabkan halusinasi sensorik, seperti mendengar suara atau melihat sesuatu yang tidak ada.
  • Gangguan Neurologis – Kondisi seperti cedera otak atau stroke dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam memproses dan merespons informasi sensorik.

Kesimpulan

Sensory dalam psikologi berperan penting dalam bagaimana individu memahami dan merespons dunia di sekitarnya. Gangguan dalam sistem sensorik dapat berdampak besar pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kondisi seperti autisme, PTSD, atau gangguan pemrosesan sensorik. Oleh karena itu, pemahaman tentang sensory sangat diperlukan dalam diagnosis dan terapi untuk membantu individu mengelola respons sensoriknya dengan lebih baik.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *