Pengertian Sensory Discrimination
Sensory discrimination adalah kemampuan seseorang untuk membedakan dan menginterpretasikan perbedaan dalam rangsangan sensorik, seperti intensitas, lokasi, tekstur, suara, atau suhu. Kemampuan ini memungkinkan individu mengenali perbedaan halus dalam informasi sensorik yang diterima melalui panca indera. Sensory discrimination berperan penting dalam interaksi dengan lingkungan dan mempengaruhi keterampilan motorik serta respons terhadap stimulus.
Contoh Kasus Sensory Discrimination dalam Psikologi
1. Seorang anak dengan gangguan pemrosesan sensorik mengalami kesulitan membedakan antara suara guru dan suara latar di kelas, sehingga sulit fokus saat belajar.
2. Seorang individu dengan autisme menunjukkan kesulitan membedakan tekstur makanan, menyebabkan preferensi makan yang terbatas dan selektif.
3. Pasien yang mengalami stroke kehilangan kemampuan untuk membedakan suhu air panas dan dingin, sehingga rentan terhadap cedera tanpa menyadarinya.
Masalah yang Sering Terjadi
- Kesulitan Membedakan Rangsangan – Individu mungkin tidak dapat mengenali perbedaan halus dalam suara, sentuhan, atau tekstur.
- Gangguan Fokus – Ketidakmampuan memfilter suara latar dapat mengganggu konsentrasi, terutama di lingkungan bising.
- Hambatan Motorik – Kesulitan dalam membedakan tekanan atau tekstur dapat memengaruhi keterampilan menulis atau aktivitas sehari-hari.
- Gangguan Perseptual – Beberapa kondisi neurologis atau perkembangan, seperti autisme dan disleksia, dapat memengaruhi sensory discrimination.
Kesimpulan
Sensory discrimination merupakan aspek penting dalam pemrosesan sensorik yang memungkinkan individu mengenali perbedaan dalam rangsangan. Gangguan dalam kemampuan ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk belajar, komunikasi, dan keamanan fisik. Pemahaman yang lebih baik tentang sensory discrimination dapat membantu dalam intervensi dan strategi untuk meningkatkan fungsi sensorik individu.