Septum dalam Psikologi

3d render of a male head showing brain

Pengertian Septum

Septum dalam psikologi merujuk pada bagian dari otak yang terletak di antara hemisfer kiri dan kanan, berperan dalam mengatur respons emosional serta keterhubungan antara sistem limbik dan fungsi kognitif lainnya. Struktur ini berkontribusi terhadap perasaan kesenangan, regulasi stres, dan kontrol agresi. Septum juga berhubungan dengan proses memori dan pembelajaran melalui koneksinya dengan hipokampus.

Contoh Kasus Septum dalam Psikologi

1. Seorang pasien dengan cedera pada septum menunjukkan peningkatan perilaku agresif dan kesulitan dalam mengontrol emosinya.

2. Studi pada hewan menunjukkan bahwa stimulasi septum dapat menghasilkan perasaan relaksasi dan mengurangi kecemasan, menegaskan peran struktur ini dalam regulasi emosi.

3. Seseorang dengan gangguan kecemasan kronis mengalami hiperaktivitas pada sistem limbik, yang berhubungan dengan disfungsi septum dalam menekan respons stres.

Masalah yang Sering Terjadi

  • Gangguan Regulasi Emosi – Kerusakan atau disfungsi pada septum dapat menyebabkan kesulitan dalam mengendalikan agresi dan stres.
  • Kecemasan dan Depresi – Ketidakseimbangan dalam aktivitas septum dapat berkontribusi terhadap gangguan suasana hati, termasuk depresi dan gangguan kecemasan.
  • Gangguan Memori – Hubungan septum dengan hipokampus membuatnya berperan dalam pembentukan memori, sehingga disfungsi dapat menghambat proses belajar.
  • Masalah dalam Mekanisme Kesalahan Persepsi – Ketidakseimbangan aktivitas di septum dapat menyebabkan kesalahan dalam menilai situasi emosional, sehingga individu lebih mudah bereaksi berlebihan terhadap stimulus tertentu.

Kesimpulan

Septum memiliki peran penting dalam regulasi emosi, kontrol stres, dan fungsi memori. Gangguan pada bagian otak ini dapat menyebabkan berbagai masalah psikologis, termasuk peningkatan agresi, gangguan kecemasan, serta kesulitan dalam mengelola emosi. Pemahaman tentang fungsi septum dalam psikologi membantu dalam pengembangan terapi untuk berbagai gangguan mental yang berkaitan dengan sistem limbik.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *