Telic relationships mengacu pada hubungan yang dibangun dengan tujuan tertentu. Interaksi ini cenderung berorientasi pada hasil yang ingin dicapai, bukan sekadar menikmati dinamika hubungan itu sendiri. Dalam psikologi, konsep ini sering dikaitkan dengan motivasi serta pola komunikasi dalam berbagai bentuk relasi sosial.
Masalah yang Sering Terjadi
Beberapa tantangan yang muncul dalam hubungan jenis ini meliputi:
- Kurangnya Kedalaman Emosional – Ketika hubungan lebih berfokus pada tujuan, aspek emosional bisa menjadi kurang diperhatikan.
- Potensi Kecewa Jika Tujuan Tidak Tercapai – Individu yang membangun hubungan dengan ekspektasi tertentu mungkin merasa frustrasi jika hasilnya tidak sesuai harapan.
- Dinamika yang Kurang Fleksibel – Interaksi yang didasarkan pada pencapaian tertentu sering kali kurang dapat beradaptasi dengan perubahan situasi.
- Hubungan yang Berisiko Menjadi Transaksional – Ketika suatu relasi lebih berorientasi pada manfaat yang diperoleh, kedekatan yang tulus dapat terganggu.
Contoh
- Relasi Bisnis – Dua orang menjalin hubungan kerja sama dengan tujuan mendapatkan keuntungan tertentu.
- Kemitraan Akademik – Seseorang membangun hubungan dengan rekan belajar hanya untuk mencapai prestasi akademik tertentu.
- Interaksi Profesional – Seorang karyawan menjalin hubungan dengan atasan untuk mempercepat kenaikan jabatan.
Kesimpulan
Telic relationships membantu individu mencapai tujuan tertentu dalam interaksi sosial, tetapi juga memiliki risiko mengurangi kedalaman emosional dalam hubungan. Menjaga keseimbangan antara fokus pada tujuan dan membangun koneksi yang lebih bermakna dapat menciptakan hubungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.