Therblig adalah konsep yang dikembangkan oleh Frank B. Gilbreth dan Lillian M. Gilbreth untuk menganalisis gerakan manusia dalam aktivitas kerja. Konsep ini terdiri dari 18 gerakan dasar yang digunakan untuk memahami efisiensi dan efektivitas seseorang dalam menyelesaikan tugas. Meskipun awalnya diterapkan dalam bidang industri, konsep ini juga memiliki keterkaitan dengan psikologi, terutama dalam memahami bagaimana pola kerja memengaruhi perilaku dan kesejahteraan individu.
Masalah yang Sering Terjadi
Dalam penerapannya, terdapat beberapa tantangan yang dapat muncul, di antaranya:
- Tekanan Mental akibat Beban Kerja – Analisis gerakan yang terlalu detail dapat meningkatkan stres karena pekerja merasa harus selalu bekerja secara maksimal.
- Kesulitan Adaptasi terhadap Standarisasi Gerakan – Tidak semua individu dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan metode kerja yang telah ditentukan.
- Kurangnya Fleksibilitas dalam Pekerjaan – Standarisasi gerakan terkadang menghilangkan kreativitas dan spontanitas dalam menyelesaikan tugas.
- Pengaruh terhadap Motivasi Individu – Pemantauan ketat terhadap gerakan dapat menyebabkan perasaan tertekan dan menurunkan semangat kerja.
Contoh
- Seorang pekerja pabrik dilatih untuk mengurangi gerakan tidak perlu saat merakit produk guna meningkatkan efisiensi.
- Analisis gerakan seorang kasir dalam memindai barang dan menerima pembayaran untuk mengurangi waktu tunggu pelanggan.
- Evaluasi postur tubuh karyawan yang sering mengetik agar menghindari kelelahan dan cedera akibat posisi yang kurang ergonomis.
Kesimpulan
Konsep therblig memberikan wawasan dalam meningkatkan efisiensi kerja dengan menganalisis gerakan manusia. Namun, penerapannya harus mempertimbangkan aspek psikologis agar tidak berdampak negatif pada kesejahteraan individu. Dengan pendekatan yang seimbang, metode ini dapat membantu meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan kenyamanan dan motivasi pekerja.