Tonic immobility adalah respons refleks yang terjadi saat individu mengalami ketegangan ekstrem atau ancaman yang mengarah pada keadaan lumpuh sementara. Dalam konteks psikologi, fenomena ini sering dikaitkan dengan reaksi terhadap trauma atau ketakutan intens yang menyebabkan tubuh tidak mampu bergerak. Keadaan ini bukan disebabkan oleh kelumpuhan fisik, tetapi lebih kepada mekanisme pertahanan diri yang dipicu oleh sistem saraf otonom.
Masalah yang Sering Terjadi
Tonic immobility sering dialami oleh individu yang mengalami peristiwa traumatis, seperti pelecehan atau serangan kekerasan. Respons ini dapat menimbulkan rasa tidak berdaya dan kesulitan dalam mengingat kejadian yang dialami. Selain itu, banyak orang yang mengalami kondisi ini merasa bersalah karena tidak dapat bereaksi atau melawan pada saat kejadian berlangsung. Dalam beberapa kasus, efek jangka panjang dari fenomena ini dapat menyebabkan gangguan kecemasan atau stres pascatrauma (PTSD).
Contoh
Seorang individu yang terlibat dalam kecelakaan mendadak mungkin mengalami keadaan di mana tubuhnya terasa kaku dan tidak bisa bergerak, meskipun secara sadar ia menyadari bahaya yang mengancam. Begitu pula, seseorang yang menghadapi ancaman fisik serius dapat menemukan dirinya tidak mampu melawan atau berteriak karena tubuhnya memasuki mode “beku” sebagai bentuk pertahanan.
Kesimpulan
Tonic immobility merupakan mekanisme perlindungan alami yang muncul saat individu mengalami ketakutan ekstrem atau trauma mendalam. Meskipun fenomena ini bersifat sementara, dampaknya bisa bertahan lama dan memengaruhi kesehatan mental seseorang. Pemahaman lebih lanjut tentang kondisi ini dapat membantu individu yang mengalaminya untuk tidak menyalahkan diri sendiri serta mencari dukungan psikologis guna mengatasi dampak psikologis yang mungkin muncul.