Weaning dalam Psikologi: Proses dan Implikasinya pada Perkembangan

Weaning adalah proses penghentian ketergantungan bayi terhadap ASI atau susu formula dan peralihan ke makanan padat. Dalam psikologi, istilah ini juga merujuk pada proses pelepasan ketergantungan emosional atau perilaku dari suatu kebiasaan atau individu tertentu.

Weaning tidak hanya berlaku dalam konteks nutrisi, tetapi juga dalam perkembangan emosional dan sosial, terutama dalam hubungan anak dengan orang tua atau dalam pelepasan kebiasaan tertentu seperti penggunaan dot atau tidur dengan orang tua.

Weaning dalam Teori Psikologi

1. Teori Psikoanalisis Sigmund Freud

  • Dalam tahap oral (0-18 bulan), Freud berpendapat bahwa bayi mendapatkan kepuasan melalui aktivitas oral seperti menyusu.
  • Penyapihan yang terlalu dini atau terlalu lama dapat menyebabkan oral fixation, yang bisa berkembang menjadi kebiasaan seperti menggigit kuku atau merokok di masa dewasa.

2. Teori Perkembangan Erik Erikson

  • Pada tahap trust vs. mistrust (0-1 tahun), bayi membangun kepercayaan terhadap pengasuhnya.
  • Jika proses weaning dilakukan dengan cara yang mendadak atau tidak sensitif, bayi dapat mengalami kesulitan dalam membangun rasa aman dan kepercayaan terhadap dunia.

3. Teori Attachment John Bowlby

  • Weaning juga berhubungan dengan pembentukan ikatan emosional.
  • Jika dilakukan secara bertahap dan penuh kasih sayang, bayi akan merasa lebih aman dalam eksplorasi dan perkembangan sosialnya.

Dampak Weaning terhadap Perkembangan Anak

  • Weaning yang baik: Dilakukan secara bertahap, memperhatikan kesiapan bayi, dan memberikan pengganti yang sesuai. Ini membantu perkembangan kemandirian dan adaptasi emosional.
  • Weaning yang terlalu cepat atau mendadak: Dapat menyebabkan kecemasan, gangguan tidur, atau peningkatan perilaku mencari kenyamanan seperti mengisap jari.

Masalah yang Sering Terjadi dalam Weaning

1. Kesulitan Emosional dan Kecemasan

  • Anak yang tidak siap untuk weaning bisa menunjukkan tanda-tanda stres, menangis berlebihan, atau mencari pengganti lain seperti menggigit benda.

2. Gangguan Pola Makan

  • Jika peralihan tidak dilakukan dengan baik, anak bisa mengalami kesulitan menerima makanan baru atau menjadi pemilih dalam makan (picky eater).

3. Ketergantungan Berlebih pada Kebiasaan Lain

  • Anak yang mengalami weaning secara tiba-tiba mungkin mengembangkan ketergantungan baru, seperti mengisap ibu jari atau membutuhkan objek penghibur seperti selimut (security blanket).

Kesimpulan

Weaning bukan hanya proses fisik tetapi juga psikologis yang memengaruhi perkembangan anak dalam hal kepercayaan, ketergantungan, dan kemandirian. Penyapihan yang dilakukan dengan sensitivitas dan bertahap akan membantu anak menyesuaikan diri dengan perubahan dengan lebih baik. Sebaliknya, penyapihan yang terlalu cepat dapat menyebabkan kecemasan dan kebiasaan kompensasi. Oleh karena itu, pemahaman tentang psikologi weaning sangat penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mendukung perkembangan anak yang sehat secara emosional dan sosial.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *