Mental Defective: Istilah, Konsep, dan Tantangan dalam Psikologi

Istilah mental defective secara historis digunakan untuk merujuk pada individu yang memiliki keterbatasan intelektual atau gangguan perkembangan mental yang signifikan. Dalam konteks psikologi modern, istilah ini dianggap usang dan digantikan dengan istilah yang lebih tepat dan tidak bersifat merendahkan, seperti intellectual disability (disabilitas intelektual) atau developmental disorder (gangguan perkembangan).

Disabilitas intelektual mengacu pada keterbatasan fungsi kognitif yang berdampak pada keterampilan sehari-hari, seperti pemecahan masalah, pembelajaran, komunikasi, dan adaptasi sosial.

Kriteria dan Klasifikasi

Menurut DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition), seseorang dapat dikategorikan memiliki disabilitas intelektual jika memenuhi kriteria berikut:

1. Defisit Intelektual

  • Terjadi gangguan dalam kemampuan berpikir, bernalar, belajar, dan memahami konsep. IQ di bawah rata-rata (biasanya di bawah 70) dapat menjadi indikator.

2. Gangguan dalam Fungsi Adaptif

  • Kesulitan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, seperti komunikasi, interaksi sosial, dan keterampilan hidup mandiri.

3. Onset pada Masa Perkembangan

  • Kondisi ini muncul sejak masa kanak-kanak atau remaja, bukan akibat cedera atau penyakit di kemudian hari.

Penyebab Mental Defective (Disabilitas Intelektual)

Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

  • Faktor Genetik → Sindrom Down, Sindrom Fragile X, atau kelainan genetik lainnya.
  • Gangguan Prenatal → Infeksi, kekurangan gizi ibu hamil, atau paparan zat beracun seperti alkohol dan narkoba.
  • Komplikasi Saat Kelahiran → Kekurangan oksigen (hipoksia) atau kelahiran prematur dapat memengaruhi perkembangan otak.
  • Cedera Otak atau Penyakit → Trauma kepala, infeksi otak (seperti meningitis), atau gangguan metabolisme dapat menyebabkan keterbatasan intelektual.

Dampak Psikologis dan Sosial

Individu dengan disabilitas intelektual menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk:

Dampak Positif

  • Dukungan yang Tepat Dapat Meningkatkan Kemandirian → Dengan bimbingan yang sesuai, banyak individu dengan keterbatasan intelektual dapat belajar keterampilan hidup mandiri.
  • Peran Keluarga dan Masyarakat Sangat Penting → Dukungan sosial yang kuat membantu mereka merasa lebih diterima dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Dampak Negatif

  • Stigma dan Diskriminasi → Individu dengan keterbatasan intelektual sering mengalami perlakuan tidak adil atau dianggap tidak mampu berkontribusi dalam masyarakat.
  • Kesulitan dalam Pendidikan dan Pekerjaan → Banyak yang menghadapi hambatan dalam mengakses pendidikan inklusif dan peluang kerja yang sesuai dengan kemampuan mereka.
  • Rentan terhadap Gangguan Emosional → Depresi, kecemasan, dan rasa rendah diri sering muncul akibat kurangnya penerimaan sosial dan pengalaman kegagalan.

Masalah yang Sering Terjadi Berkaitan dengan Mental Defective

1. Penggunaan Istilah yang Tidak Tepat dan Merendahkan

  • Istilah mental defective dianggap tidak manusiawi dan sudah ditinggalkan dalam dunia psikologi modern. Menggunakan istilah yang lebih positif dan inklusif sangat penting untuk menghormati hak dan martabat individu dengan keterbatasan intelektual.

2. Kurangnya Akses ke Pendidikan dan Pelatihan Khusus

  • Banyak negara masih menghadapi tantangan dalam menyediakan sistem pendidikan inklusif yang mendukung perkembangan individu dengan disabilitas intelektual.

3. Kurangnya Kesadaran dan Dukungan Masyarakat

  • Stigma sosial membuat banyak individu dengan keterbatasan intelektual mengalami diskriminasi dalam kehidupan sosial dan dunia kerja.

4. Masalah Kesehatan Mental yang Sering Menyertai

  • Individu dengan disabilitas intelektual sering mengalami kecemasan, depresi, atau gangguan perilaku yang memerlukan intervensi psikologis.

Kesimpulan

Meskipun istilah mental defective pernah digunakan dalam sejarah psikologi, penggunaannya kini telah ditinggalkan karena dianggap tidak etis dan tidak manusiawi. Sebagai gantinya, istilah disabilitas intelektual digunakan untuk merujuk pada individu yang mengalami keterbatasan kognitif dan adaptif.

Penting untuk mengedukasi masyarakat mengenai tantangan yang dihadapi individu dengan disabilitas intelektual serta menyediakan dukungan yang inklusif, baik dalam pendidikan, pekerjaan, maupun kehidupan sosial. Menghapus stigma dan meningkatkan aksesibilitas akan membantu mereka menjalani kehidupan yang lebih mandiri dan bermakna.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *